Program doktor terapan di Indonesia baru satu tahun berjalan sejak diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (sekarang menjadi Kemendiktisaintek) pada Selasa, 20 Februari 2024 lalu.
Pembukaan program doktor terapan adalah berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Nah, tapi apakah kalian tahu apa bedanya doktor terapan dan doktor akademik?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bedanya Doktor Terapan
Setidaknya terdapat dua perbedaan antara doktor terapan dan doktor akademik. Sebagaimana disebutkan dalam Instagram Vokasi Kemendikbudristek saat itu, seperti ini bedanya:
- Program doktor terapan dibuka untuk membantu menyelesaikan masalah yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi, maka dari itu butuh setingkat doktor yang dapat mengatasi sesuai justifikasinya.
- Kurikulum doktor terapan fokus pada masalah yang perlu diselesaikan dengan tingkat kompleksitas tinggi.
Fokus utama untuk doktor terapan adalah bidang hospitaliti termasuk pariwisata dan teknik.
"Hospitality pariwisata sudah semakin kompleks dan yang berikutnya di bidang keteknikan, engineering, sudah semakin kompleks. Karena bukan hanya manufacturing tapi harus ada IT nya, lingkungannya, dan sehingga dua bidang itu yang kelihatannya duluan," kata penjabat Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek saat itu, Kiki Yuliati dalam Peluncuran Program Doktor Terapan di Artotel Mangkuluhur, Jakarta (20/2/2025).
Meski tergolong dalam pendidikan vokasi, program doktor terapan tidak hanya untuk politeknik, melainkan juga universitas; sekolah tinggi; dan institut yang sudah memiliki program magister atau magister terapan yang relevan.
Kiki menyebut para calon mahasiswa doktor terapan haruslah para profesional di bidangnya. Selain itu, ia mengatakan doktor terapan adalah untuk calon dosen yang ingin memperdalam keahliannya.
Ia berharap program doktor terapan dapat berdampak besar untuk pengembangan pendidikan tinggi vokasi. Program ini juga menjawab kebutuhan dunia industri yang dinamis.
"Sehingga program ini akan memberikan manfaat bagi seluruh unsur perguruan tinggi, baik secara kelembagaan, bagi dosen dan tenaga kependidikan, mahasiswa, serta mitra dunia kerja/industri," ujarnya.
(nah/pal)