Stigma Kelas 2 Lekat Pada Pendidikan Vokasi, Wamen Stella: Semuanya Sama!

ADVERTISEMENT

Stigma Kelas 2 Lekat Pada Pendidikan Vokasi, Wamen Stella: Semuanya Sama!

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 07 Feb 2025 19:30 WIB
Wamendikti Stella Christie beri pandangan tentang stigma kelas 2 yang hadir pada pendidikan vokasi.
Wamendikti Stella Christie beri pandangan tentang stigma kelas 2 yang hadir pada pendidikan vokasi. Foto: dok. Universitas Gadjah Mada
Jakarta -

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie beri tanggapan terkait stigma pendidikan vokasi yang beredar di masyarakat. Di mana menyatakan pendidikan vokasi bak kampus kelas dua dibandingkan universitas atau pendidikan akademik.

Stella mengaku memahami hal tersebut. Terlebih kini Kementerian Diktisaintek sudah menghapuskan kehadiran Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi.

"Namun pemerintah tetap berkomitmen meningkatkan kualitas vokasi agar dianggap setara dengan pendidikan sarjana," jelas Stella dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (7/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak Ingin Pendidikan Tinggi di Kotak-kotakan

Penghapusan Dirjen Pendidikan Vokasi berangkat dari prinsip general relativity atau relativitas umum. Prinsip ini memandang pendidikan vokasi dan akademik sama dan setara.

"Harapannya tidak lagi pendidikan vokasi dan akademik itu dikotak-kotakkan, jadi semuanya sama. Ini yang ingin kami dorong untuk menciptakan ekosistem sains dan teknologi," ujar Stella lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

Pengembangan pendidikan vokasi dinilai Wamen Stella sudah selaras dengan empat arahan Presiden Prabowo Subianto. Yakni ketersediaan lapangan kerja, produktivitas terukur, ketahanan pangan, energi, dan air, serta teknologi sebagai investasi pendidikan manusia.

Ia menemukan negara yang sebelumnya berada di ekonomi menengah bisa melaju ke ekonomi tinggi, mengambil langkah pertama dengan mengembangkan ilmu terapan/vokasi. Untuk itu, pemerintah Indonesia tengah memiliki langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas vokasi.

Tidak akan berjalan sendiri, vokasi akan dihubungkan dengan sektor pendidikan akademik dan industri-pemerintah. Sehingga tercipta hubungan yang kuat antar ketiganya.

"Pemerintah ingin mendorong agar pengembangan ilmu terapan bisa menyelesaikan persoalan dan isu-isu nasional," terangnya.

Tentang Riset Terapan

Bukan hanya pengembangannya secara umum, Stella ingin riset terapan juga bisa timbul dan mampu berjalan beriringan dengan riset fundamental lainnya. Karena kedua jenis riset ini memegang peran penting untuk menyelesaikan masalah nyata di lapangan.

"Sekaligus mengantisipasi masalah di kemudian hari," paparnya.

Untuk memulai sebuah riset, Profesor Tsinghua University ini menilai peneliti tidak perlu berangkat dari pemikiran apakah riset yang dilakukannya bersifat terapan atau fundamental. Seharusnya, peneliti bisa berangkat dari masalah seperti apa yang ingin dipecahkan.

Setelahnya baru akan terlihat kuat tidaknya hilirisasi riset dari sektor akademik.

"Riset terapan itu seperti low hanging fruit, mudah dipetik dan sangat diminati oleh industri dan masyarakat sebenarnya. Tapi kondisi sekarang baik industri, pemerintah, maupun akademik tidak saling mengenal," ucap Stella.

Pendidikan Vokasi RI Masih Tertinggal?

Masih mengutip sumber yang sama, Dekan Sekolah Vokasi UGM Agus Maryono mengakui bahwa pendidikan tinggi vokasi RI masih tertinggal. Terutama bila dibandingkan dengan pendidikan akademik/sarjana.

Untuk itu ia berharap ada inisiasi dari pemerintah agar kualitas vokasi bisa meningkat. Karena tidak bisa dipungkiri pandangan yang melihat vokasi masih berada di bawah akademik masih ada hingga saat ini.

Akibatnya industri atau masyarakat kurang tertarik dengan pendidikan vokasi. Padahal melalui pengembangan vokasi sangat diperlukan.

"Dalam meningkatkan kualitas, kami tentu membutuhkan resources yang memadai. Karenanya kami di vokasi UGM telah berupaya untuk membangun jembatan dengan industri," tandas Agus.




(det/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads