FST UT Gelar The 4th International Seminar of Science and Technology

ADVERTISEMENT

FST UT Gelar The 4th International Seminar of Science and Technology

Hana Nushratu - detikEdu
Kamis, 17 Okt 2024 19:49 WIB
Universitas Terbuka
Foto: dok. Universitas Terbuka
Jakarta -

Universitas Terbuka (UT) melalui Fakultas Sains dan Teknologi (FST) menyelenggarakan The 4th International Seminar of Science and Technology (ISST). Pada tahun ini, ISST mengusung tema 'Innovations in Science and Technology to Realize Sustainable Development Goals'.

Seminar ini mengundang Direktorat Jenderal Kemenristekdikti RI, Abdul Haris yang diwakili oleh Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, M Faiz Syuaib.

ISST merupakan agenda rutin tahunan FST yang merupakan wadah bagi civitas akademik untuk mendiseminasikan produk akademik. Seminar ini dibuka oleh Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat yang menyampaikan apresiasi kepada FST atas diselenggarakannya The 4th ISST.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) adalah Visi dunia dalam pembangunan untuk perdamaian dan kemakmuran dunia dan masa depan. Terselenggaranya seminar ini menunjukkan komitmen FST dalam mendukung tercapainya SDGs melalui berbagai temuan dan inovasi di bidang sains dan teknologi.

"Tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) adalah visi dunia dalam pembangunan untuk perdamaian dan kemakmuran dunia dan masa depan," ujar Ojat, dalam keterangan tertulis, Kamis (17/10/2024).

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor I UT M Yunus mengatakan terselenggaranya seminar ini menunjukkan komitmen FST dalam mendukung tercapainya SDGs melalui berbagai temuan dan inovasi di bidang sains dan teknologi. Selain itu, M Yunus menjelaskan event ini untuk membangun kesungguhan kalangan dosen dari dalam UT dan luar UT guna menghasilkan sesuatu yang dapat meningkatkan selling point mereka di dalam bidang keilmuan.

"Harapannya ada kontribusi baru yang dihasilkan untuk sains dan teknologi yang makin berkembang, makin baik sehingga memperkokoh eksistensi keilmuan dan riset di lingkungan Kemendikbudristek," tambah Yunus.

Di kesempatan yang sama, Faiz mengapresiasi kegiatan ini dan juga menilai ISST yang digelar UT setiap tahun sebagai tradisi baik dan positif. Menurutnya, perguruan tinggi garda terdepan yang menunjukkan kemajuan suatu bangsa dan negara.

"Event tahunan ISST UT ini tentu tradisi yang baik, sekarang kita tidak dapat menghindar dari teknologi, dan teknologi itu tidak bisa kita hasilkan, tidak bisa kita gunakan kalau kita tidak mengetahui teknologi. Nah perguruan tinggi adalah garda terdepan," kata Faiz.

"Jadi tidak ada negara atau bangsa yang maju, kalau perguruan tingginya tidak maju," sambungnya.

Lebih lanjut Faiz mengungkapkan untuk membangun reputasi perguruan tinggi yang baik mesti melalui capaian riset dan kemajuan teknologi terlebih dulu, baik secara kuantitas dan kualitasnya, disertai adanya informasi dan publikasi produk riset teknologi melalui pengakuan pada reputasi. Jadi, kata Faiz, yang tertinggi adalah reputasi.

"Reputasi bisa dibangun karena kita punya jumlah, kita punya kualitas, kita bisa dilihat oleh orang. Lalu berikutnya orang mengakui kita," kata Faiz.

"Nah, peneliti tidak pernah tahu apa yang dilakukan oleh orang lain kalau tidak ketemu satu sama lain," tambahnya.

Faiz juga menekankan UT merupakan aset yang luar biasa, dari sisi sejarah, dari sisi skill, dari sisi relevansi kontemporer sekarang, Indonesia begitu luas, tidak mungkin membangun invensi atau temuan yang sama di setiap wilayah. Dengan riset dan teknologi seharusnya masalah masalah dapat terselesaikan melalui teknologi pembelajaran ke depan seperti apa yang harus diteliti lebih lanjut.

Seminar ini menjadi sangat spesial karena merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara Dies Natalis Universitas Terbuka yang ke-40. Pada seminar ini, ISST juga meluncurkan dua buku yang merupakan hasil karya dosen-dosen di Fakultas Sains dan Teknologi UT.

Buku pertama dengan judul 'Pangan Alternatif dari Berbagai Komoditas Lokal di Indonesia'. Buku ini dipersembahkan bagi masyarakat agar lebih mengenal berbagai komoditas di Indonesia yang dapat digunakan sebagai sumber pangan alternatif.

Dengan mengenal lebih banyak komoditas lokal sebagai sumber pangan diharapkan konsumsi pangan yang beragam semakin meningkat, hal ini juga tentu akan sejalan dengan penguatan ketahanan pangan di Indonesia. Buku tersebut terdiri atas 10 judul artikel dengan menjelaskan potensi pangan lokal dari umbi-umbian, buah dan serealia, serta serangga.

Buku kedua berjudul 'Strategi Agribisnis' yang memuat tentang pembangunan pertanian, konsep agribisnis, perkembangan agribisnis, strategi pengembangan agribisnis, inovasi dalam agribisnis, masa depan agribisnis, serta bagaimana untuk siap menjadi wirausaha.

Seminar ini menampilkan pembicara dari berbagai institusi pendidikan kelas dunia yang hadir langsung di UTCC seperti George Xu dari H3C China dan Pismia Silvy dari Program Studi Statistika, Fakultas Sains dan Teknologi UT.

Selain itu juga hadir secara daring Paul Burton dari Griffith University Australia, kemudian Dr Yury Bukhman, dari Morgridge Institute for Research USA. Seminar yang diselenggarakan secara hybrid ini, dihadiri oleh sekitar 117 pemakalah, dengan 45 di antaranya akan hadir secara luring di gedung Universitas Terbuka Convention Centre (UTCC) dan 72 secara daring melalui media Zoom dan disiarkan secara langsung oleh channel youtube Universitas Terbuka.




(prf/ega)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads