Kemendikbudristek baru saja meresmikan program doktor terapan di Indonesia. Peluncuran tersebut mengikuti amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Sekarang ini ada 48 perguruan tinggi yang sudah menyelenggarakan program magister terapan. Sementara, 25 di antaranya sudah diselenggarakan di politeknik negeri ataupun swasta.
Namun, apa bedanya doktor terapan dan doktor akademik?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan Doktor Terapan dan Doktor Akademik
Setidaknya ada dua perbedaan antara doktor terapan dan doktor akademik, seperti dikutip dari Instagram Vokasi Kemendikbudristek:
- Program doktor terapan dibuka sebagai usaha untuk membantu menyelesaikan masalah yang kompleksitasnya tinggi, sehingga membutuhkan level doktor untuk mengatasi sesuai justifikasinya.
- Kurikulum doktor terapan berpusat pada masalah yang perlu diselesaikan dengan tingkat kompleksitas tinggi.
Sementara, bidang yang menjadi fokus utama doktor terapan adalah hospitaliti, termasuk pariwisata dan teknik atau engineering.
"Hospitality pariwisata sudah semakin kompleks dan yang berikutnya di bidang keteknikan, engineering, sudah semakin kompleks. Karena bukan hanya manufacturing tapi harus ada IT nya, lingkungannya, dan sehingga dua bidang itu yang kelihatannya duluan," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati pada Peluncuran Program Doktor Terapan di Artotel Mangkuluhur, Jakarta (20/2/2024).
Dibukanya program doktor terapan tak hanya untuk politeknik, tetapi juga universitas, institut, dan sekolah tinggi yang sudah mempunyai program magister atau magister terapan yang relevan. Menurut Kiki, para calon mahasiswa doktor terapan harus para profesional di bidangnya.
"Dan yang kedua adalah untuk calon dosen yang ingin memperdalam keahliannya," ujar Kiki.
Dia berharap program ini akan berdampak besar untuk pengembangan pendidikan tinggi vokasi. Program tersebut juga sekaligus menjawab kebutuhan dunia industri yang dinamis.
"Sehingga program ini akan memberikan manfaat bagi seluruh unsur perguruan tinggi, baik secara kelembagaan, bagi dosen dan tenaga kependidikan, mahasiswa, serta mitra dunia kerja/industri," kata dia.
(nah/nwk)