PT Paragon Technology and Innovation (Paragon) menggelar 'Graduation Ceremony Inspiring Lecturer Program 2023' secara hybrid sebagai bagian dari rangkaian pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dosen-dosen perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam kegiatan ini, sebanyak 1.094 peserta dikukuhkan setelah melalui program pelatihan selama tiga bulan, di mana sekitar 100 di antaranya hadir secara offline dan sisanya dalam konferensi zoom. Para peserta merupakan dosen dari 556 perguruan tinggi dari seluruh Nusantara.
CEO NSEI, Part of ParagonCorp, Salman Subakat yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan dosen perlu menciptakan perasaan unik atau pengalaman yang berkesan kepada mahasiswa di dalam kelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemilihan bahasa dengan cara yang casual itu yang akhirnya membuat kita bisa melahirkan inovasi besar baik kolektif atau sendiri-sendiri," ujar Salman di Head Office Paragon Corp, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2024).
"Harus ada 'Quick Win'. Quick win-nya lulusan cepat kerja atau lulusan lebih berdaya atau lulusan lebih kontribusi ke masyarakat. Jadi ada quick win, ambisinya itu tegas, jelas, bertanggung jawab," tambahnya.
Selain itu, Salman menyebutkan, para pengajar sering sekali terpacu dengan sasaran seperti pengajaran dan nilai, tetapi melupakan nilai semangat berkomunitas. Meski sumber daya yang terbatas, Salman yakin para dosen dapat menaikkan citra kampus, salah satunya dengan dukungan dari Paragon.
"Melalui Inspiring Lecturer Program, ParagonCorp ingin memfasilitasi para dosen agar dapat menjadi penggerak utama ekosistem pendidikan di Indonesia. Kami juga mendukung para dosen untuk membawa transformasi pendidikan serta mewujudkan semangat Merdeka Belajar," jelasnya.
Lebih lanjut, seremoni ini juga diisi dengan talkshow yang menghadirkan sejumlah narasumber, salah satunya Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud Ristek RI, Nizam. Pada kesempatan itu, ia membahas transformasi yang dilakukan dosen untuk menghadapi perubahan.
"Untuk bisa mentransformasi itu, tentu kita harus berani keluar dari zona nyaman. Dosen harus berani keluar dari apa yang selama ini sudah menjadi fighting force kita, defining force kita tentang perguruan tinggi," tuturnya.
Menurutnya, kemampuan mahasiswa setelah lulus bisa mandiri merupakan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) paling tinggi dan utama, sehingga selama yang dilakukan mahasiswa berkontribusi untuk masa depannya.
Simak Video "Video: Siswa Sekolah Rakyat Tak Dapat Bantuan Pendidikan Lain Lagi"
[Gambas:Video 20detik]