Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Manajemen Pelaksanaan Program Kartu Prakerja meneken nota kesepahaman kerja sama pengembangan dan penilaian konten pelatihan keterampilan kerja-kewirausahaan Program Kartu Prakerja. ITB sebagai perguruan tinggi badan hukum (PTN-BH) berperan sebagai asesor yang memantau dan memberi evaluasi bidang pendidikan hingga pelatihan di program ini.
Program Kartu Prakerja adalah beasiswa pelatihan Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian dengan perumusan dan pengawasan dari Komite Cipta Kerja. Kerja sama ITB dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja meliputi pendidikan, pelatihan atau vokasional, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Sekretaris ITB Prof Dr Ing Ir Widjaja Martokusumo mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam program prioritas pemerintah ini untuk bantu masyarakat dalam scaling up dan rescaling skill yang dimiliki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapan kami, seluruh sekolah dan fakultas di ITB dapat berkontribusi sesuai dengan keahliannya," kata Widjaja, dikutip dari laman kampus.
Program Prakerja
Prakerja ditujukan bagi pencari kerja usia produktif, pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil (UMK).
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, program ini berfokus pada micro-skilling, reskilling, dan upskilling bagi pemilik ijazah formal untuk mengembangkan kompetensi, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, dan mengembangkan kewirausahaan.
"Jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 146 juta orang dan faktanya 90 persen tidak pernah ikut pelatihan, hanya memiliki ijazah. Sementara dunia kerja terus berubah. Oleh karena itu butuh gotong royong pentahelix dan menunjukkan bahwa kita tidak selalu stagnan," jelasnya.
Denni mengatakan, kerja sama ini diharapkan membantu peningkatan kualitas pelatihan Prakerja, dengan menyediakan dan memberi masukan mengenai pelatihan-pelatihan baru maupun cara-cara memonitor pelaksanaan pelatihan berskala jutaan orang di 514 kabupaten dan kota.
Ia menambahkan, kerja sama ini diharapkan juga mendukung peningkatan produktivitas generasi muda, mengembangkan dunia kewirausahaan, dan membawa pengaruh positif bagi perkembangan industri dengan disrupsi dan tuntutan skill baru.
"Dengan adanya kolaborasi dengan perguruan tinggi, harapannya wadah life long learning bagi masyarakat terus ada sehingga meningkatkan perekonomian dan daya saing masyarakat," pungkasnya.
(twu/nwy)