Sekelompok siswa di Korea Selatan (Korsel) menggugat Pemerintah Korsel gegara ujian masuk perguruan tinggi diakhiri 90 detik lebih awal dari yang dijadwalkan. Para pelajar yang tergabung meminta 20 juta Won (sekitar Rp 238 juta) untuk masing-masing. Jumlah ini setara dengan biaya belajar selama satu tahun untuk ikut ujian kembali.
Tes masuk perguruan tinggi di Korsel dikenal dengan nama Suneung. Ujian tersebut berlangsung selama delapan jam dan menyajikan tes berbagai mata pelajaran berturut-turut.
Suneung disebut sebagai salah satu ujian tersulit di dunia dan taruhannya begitu tinggi. Ujian tersebut dinilai tak hanya menentukan kuliah di mana dan pekerjaan apa yang akan didapat kelak, melainkan juga relasi di masa depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai cara bahkan dilakukan untuk mendukung siswa berkonsentrasi, misalnya menutup wilayah udara di Korsel dan menunda pembukaan pasar saham. Hasil Suneung pada tahun ini dirilis pada 8 Desember 2023 lalu.
Setidaknya 39 Siswa Menggugat
Gugatan kepada Pemerintah Korsel ini dilayangkan setidaknya oleh 39 siswa. Mereka mengklaim bel berbunyi lebih awal di lokasi ujian yang ada di Seoul, ketika yang diujikan adalah materi bahasa Korea.
Sebagian peserta ujian disebut langsung protes, tetapi mengatakan para pengawas tetap mengambil kertas ujian mereka. Para pengajar menyadari kesalahan ini sebelum sesi ujian berikutnya dimulai dan memberikan satu setengah menit saat jam makan siang.
Kendati demikian, para siswa hanya bisa mengisi kolom-kolom jawaban yang kosong dan tidak boleh mengubah jawaban yang sudah ada. Seperti diberitakan oleh kantor berita Yonhap, dikutip dari BBC News, para siswa mengaku sangat kecewa sehingga tak bisa fokus pada sisa ujian. Sebagian bahkan dilaporkan menyerah dan kembali ke rumah.
Dikutip dari Independent pihak otoritas pendidikan tak menyampaikan permintaan maaf maupun penjelasan lainnya, kata pengacara dari Firma Hukum Myungjin. Menurut pihak mereka, pengawas ujian juga menggunakan perangkat mereka sendiri, bukan perangkat jam yang ditentukan negara.
Gugatan yang dilayangkan ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul itu bukanlah yang pertama kali. Pada April 2023 lalu, pengadilan di Seoul memberikan 7 juta Won (sekitar Rp 83 juta) kepada para pelajar yang menggugat negara dan administrasi kota lantaran bel ujian berbunyi tiga menit sebelum yang semestinya.
(nah/nwk)