Momen wisuda adalah hari bahagia bagi lulusan yang baru saja menamatkan perkuliahannya. Tak jarang, momen tersebut pun mendatangkan kenangan akan perjuangan wisudawan dalam menempuh pendidikan seperti yang dirasakan oleh Tri Utami, lulusan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Mengutip laman UNY, wanita yang disapa Uut tersebut baru lulus dari prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas dan Bisnis (FEB). Ia yang merupakan anak seorang buruh tani mampu membawa harum keluarganya karena bisa lulus kuliah dengan predikat cum laude.
Meski di puncak kelulusan Uut memperoleh prestasi tersebut, ia mengaku selama masa sekolah hingga perkuliahan banyak tetangga yang tidak yakin dirinya bisa berkuliah karena alasan biaya. Terlebih, ia memiliki kedua orang tua yang sudah memasuki usia lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua orang tua saya sudah sepuh karena berusia di atas 70 tahun dan tidak lulus SD," kata Uut dalam laman UNY, dikutip Rabu (14/6/2023).
Jalani Masa Pendidikan Penuh Drama
Menurutnya, perjalanannya dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi menemui banyak drama. Wanita kelahiran Gunungkidul tersebut sempat mendapat banyak cibiran dari tetangga yang datang hampir tiap hari.
Beberapa cibiran yang diterima Uut tersebut meragukan kesanggupan dirinya kuliah. Menurutnya, pertanyaan seperti 'Bila masuk SMA harus kuliah lho, apa sanggup orang tuamu menguliahkan?' 'Anak petani kok mau kuliah' 'Masuk SMK saja agar kelak langsung kerja' kerap masuk ke telinganya.
Selain itu, pada masa Uut hendak masuk ke perguruan tinggi, sang ayah sudah dalam kondisi tidak bekerja lagi. Sebuah kecelakaan membuat kaki sang ayah tidak dapat berjalan seperti biasanya.
"Namun saat itu saya hampir menyerah karena memikirkan biaya kuliah yang sangat besar. Apalagi saat itu bapak saya sudah tidak bekerja lagi karena pada saat saya kelas X beliau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kirinya tidak dapat digunakan untuk berjalan" ujar Uut.
Mendapat Beasiswa Bidikmisi
Uut mengatakan bahwa kondisi ekonominya lah yang membuat tetangga meragukan dirinya bisa berkuliah di perguruan tinggi. Namun, beruntungnya guru BK selama ia menempuh sekolah menengah di SMAN 2 Wonosari menyarankannya untuk mendaftar beasiswa Bidikmisi.
Selama SMA, Uut selalu meraih peringkat tiga besar. Oleh karena itu, ia bisa mendaftar ke UNY melalui jalur SNMPTN yang saat ini bernama SNBP.
"Selama sekolah disini saya selalu mendapatkan rangking 3 besar. Nilai raport dari kelas X hingga kelas XII mengalami kenaikan. Hal itu membuat saya menjadi salah satu siswa eligible," kata Uut.
Selama menunggu pengumuman beasiswa, Uut pun bergabung ke dalam sebuah usaha sebagai staf di bagian produksi selama lima bulan. Akhirnya, Uut pun berhasil meraih beasiswa Bidikmisi dan dapat mewujudkan cita-citanya berkuliah prodi Pendidikan Ekonomi UNY karena bercita-cita menjadi seorang guru.
Jalani Kuliah dengan Semangat dan Rasa Syukur
Berkat prestasi dan beasiswa Bidikmisi, Uut bisa menjalani perkuliahan dengan semangat dan penuh rasa syukur. Selain fokus belajar, ia pun menjalani kuliah dengan aktif mengembangkan bakat lewat organisasi dan sering mengikuti lomba karya tulis ilmiah hingga business plan tingkat nasional.
Di tahun 2022 Uut terpilih menjadi salah satu mahasiswa berprestasi FEB UNY dan mahasiswa berprestasi di bidang penalaran UNY. Di sela-sela pengambilan data skripsinya pun, Uut mengikuti audisi pemilihan duta wisata Dimas Diajeng Gunungkidul dan masuk menjadi finalis 15 besar.
Akhirnya pada 28 April 2023 lalu, Uut dinyatakan lulus dalam waktu 3,6 tahun saja dengan IPK 3,79. Ia berhasil mempersembahkan prestasi tersebut kepada orang tua dan orang-orang yang pernah mencibirnya.
"Saya bisa membuktikan kepada orang-orang yang beberapa tahun lalu meragukan saya, bahwa impian bisa tercapai. Anak petani juga bisa berkuliah. Anak petani juga bisa meraih cita-citanya. Bagaimanapun latar belakang kita, saya percaya pendidikan adalah sebuah hak. Tidak ada halangan untuk siapapun memperoleh pendidikan yang tinggi asal berusaha dan teguh dengan keyakinan," tutur Uut.
(nwy/nwy)