.webp)
Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) melakukan survei kepada alumni program tersebut. Tak disangka, para alumnus lebih cepat dapat kerja hingga mendapat kenaikan gaji.
Kepala Program MSIB 4 Wachyu Hari Haji mengungkapkan, rata-rata mahasiswa Indonesia butuh waktu tunggu 4 bulan untuk mendapat pekerjaan. Tim MSIB pun kembali melakukan riset kepada para alumni MSIB dengan hasil yang signifikan.
"Ternyata setelah adanya program MSIB, mahasiswa rata-rata berubah. Tadinya 4 bulan, sekarang 1,1 bulan dia sudah bekerja," tuturnya dalam Pembukaan Penandatanganan PKS Program MSIB Angkatan 4 di Komplek Kemdikbudristek Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (8/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program MSIB sendiri merupakan program besutan Kemdikbudristek yang telah dibuka sejak 2021 silam. Sebanyak 34 provinsi berpartisipasi secara aktif dan telah mengirimkan mahasiswa ke seluruh wilayah Indonesia.
Tahun 2023, MSIB memasuki angkatan 4 dengan 79.000 mahasiswa terdaftar sebagai peserta. Adapun sejumlah 219 perusahaan tergabung sebagai mitra yang membuka 203.000 lowongan dari berbagai bidang keilmuan.
Alumni MSIB Dapat Kenaikan Tingkat Gaji
Selepas lulus dari program maupun universitas, Wachyu menambahkan tak hanya lebih cepat mendapat pekerjaan, tapi juga mendapatkan kenaikan tingkat gaji. Jelasnya, perusahaan berani menaikkan gaji alumni MSIB karena diangggap sudah pernah mengikuti program yang diselenggarakan.
"Setelah mengikuti magang kemudian diterima, gajinya naik jadi 1,7 hingga 1,8 kali upah minimum provinsi," ujarnya.
"Mahasiswa dianggap masuk programnya sana. Jadi satu semester ikut program. Dia (mahasiswa) bagus dan dia layak mendapat gaji yang lebih tinggi di atas rata-rata," lanjut Wachyu.
Berani Kerja di Luar Daerah
Temuan lainnya dari riset MSIB adalah mahasiswa yang mulanya berpikiran untuk bekerja di wilayahnya saja, mulai melebarkan sayap ke kota-kota besar.
Jelas Wahyu, mahasiswa yang awalnya berpikiran untuk bekerja di koperasi desa atau penjaga toko kini berani untuk bekerja di perusahaan besar.
"Mahasiswa-mahasiswa yang tadinya berpikirnya di daerah, sekarang mereka bisa melompat lebih tinggi," pungkas dosen Binus University itu.
(twu/twu)
