Pernah mendengar Angklung yang bisa dibunyikan secara otomatis? Binus University berhasil menciptakan teknologi otomatisasi angklung atau Automated Angklung.
Seperti yang diketahui, Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik tradisional ini telah diakui UNESCO pada 2010 sebagai warisan budaya takbenda atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Digitalisasi Angklung
Meski dikenal sebagai alat musik tradisional namun bukan berarti Angklung tidak relevan dengan perkembangan teknologi saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Justru Angklung menjadi salah satu alat musik manual yang berhasil didigitalisasi dengan menggunakan teknologi kekinian.
Hal tersebut dilakukan oleh Binus University melalui Christian Lokonanta, Marcel Saputra yang dimentori Dr. Rinda Hedwig S.Kom, M.T. dari Computer Engineering Department.
Kecanggihan dari angklung ini yakni mampu mengoperasikan instrumen musik tradisional Indonesia secara otomatis.
Bisa Memainkan 50 Lagu
Angklung otomatis ciptaan Binus memiliki jangkauan nada seluas 3 oktaf, dilengkapi DC motor dan dapat dikendalikan melalui komputer mini.
Ada lebih dari 50 lagu yang bisa dimainkan secara otomatis selama delapan jam oleh angklung ini. Pilihan lagunya juga bisa diunduh melalui cloud, artinya angklung ini hampir bisa memainkan seluruh lagu yang sudah diunduh.
Selain bisa bermain secara solo, angklung ini juga dapat dikolaborasikan dengan alat musik lain yakni bonang dan kendang yang juga sudah terdigitalisasi.
Dipamerkan di Festival Ars Electronica di Linz- Austria
Angklung otomatis ciptaan Binus hadir dalam Festival tahunan yaitu Ars Electronica di Linz- Austria atau kegiatan festival tahunan yang sudah berusia lebih dari 40 tahun.
Festival ini sudah diselenggarakan secara rutin di Eropa untuk menggabungkan antara seni dan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah kerusakan di bumi.
Pada kegiatan ini, berbagai teknologi sederhana yang disajikan dengan penuh kreativitas dan berseni yang masing-masing dapat memberikan solusi kepada masalah ekologi dan kemanusiaan.
Kehadiran Binus dalam festival tersebut, diwakili oleh Marcel Saputra dan Rinda Hedwig selaku Research Interest Group Leader Binus University.
Pada kesempatan itu, Binus mengusung otomatisasi pemain angklung sebagai tema melestarikan kebudayaan alat musik tradisional sekaligus untuk membantu promosi teknologi kepada generasi muda.
Di Austria, Binus juga sekaligus menyerahkan angklung otomatis ke kedutaan Austria untuk dapat diberdayakan dalam setiap ajang festival Nasional atau untuk kegiatan lainnya.
Nantinya, Angklung tersebut juga akan dipakai untuk mengiringi musik gamelan serta mengiringi Duta Besar bermain biola pada event-event mendatang.
(faz/nwy)