UNPAR Gelontorkan Ratusan Juta untuk Dorong Mahasiswa Berwirausaha

ADVERTISEMENT

UNPAR Gelontorkan Ratusan Juta untuk Dorong Mahasiswa Berwirausaha

Sponsored - detikEdu
Senin, 21 Mar 2022 13:05 WIB
Mahasiswi UNPAR.
Foto: dok. UNPAR
Jakarta -

Permasalahan pengangguran intelektual dari kalangan sarjana nyatanya merupakan satu dari sekian pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi, termasuk Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pun dinilai menjadi solusi untuk mencegah hal tersebut.

Melalui program Kewirausahaan yang merupakan 1 dari 8 program Kampus Merdeka, Lembaga Pengembangan Institusi dan Inovasi (LPII) UNPAR mewadahi mahasiswa untuk dapat mengembangkan ide dan rencana bisnisnya agar dapat berjalan dan menciptakan lapangan kerja baru.

Tak sekadar memberikan wadah bagi mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha, LPII UNPAR juga menggelontorkan sejumlah anggaran bagi mahasiswa yang lolos MBKM Wirausaha tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dana sebesar Rp 100 juta sebagai modal awal (seed funding) disiapkan LPII UNPAR untuk keseluruhan para tenant. Tak hanya itu, LPII UNPAR juga menyediakan anggaran pinjaman (tanpa bunga), yang dijadikan dana bergulir dan diberikan sesuai dengan pengajuan. Pendanaan/modal dengan mekanisme dana bergulir hanya diberikan bagi tenant yang memiliki kontrak di Inkubator Bisnis dan Teknologi UNPAR dengan dana maksimal Rp 50 juta.

Untuk menjadi wirausaha yang tumbuh, berdaya saing dan mampu menciptakan dampak ekonomi merupakan tantangan utama wirausaha Indonesia. Meskipun perilaku kewirausahaan Indonesia dinilai cukup baik, namun kemampuan tumbuh dan baik dari skala usaha maupun penciptaan lapangan pekerjaan masih menjadi pekerjaan rumah (PR).

ADVERTISEMENT

Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI), untuk kualitas dan dukungan kewirausahaan sebuah negara tahun 2019, Indonesia hanya memiliki skor (atau nilai indeks) sebesar 26 (dari skala 100), dengan nilai aspirasi wirausaha yang sangat rendah, yakni 17.

Skor GEI menempatkan Indonesia pada peringkat 75 dari 137 negara yang disurvei. Sementara menurut riset darn IDN Research Institute tahun 2019, 69,1 persen milenial di Indonesia memiliki minat untuk berwirausaha.

Sayangnya, potensi wirausaha bagi generasi milenial tersebut belum dapat dikelola dengan baik selama ini. Kebijakan Kampus Merdeka mendorong pengembangan minat wirausaha mahasiswa dengan program kegiatan belajar yang sesuai.

Kepala LPII UNPAR Catharina Badra Nawangpalupi, Ph.D., mengatakan tujuan program kegiatan wirausaha ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa UNPAR yang memiliki minat berwirausaha untuk mengembangkan usahanya lebih dini dan terbimbing. Program ini juga diharapkan membawa mahasiswa untuk mengembangkan ide dan rencana bisnisnya agar dapat berjalan lancar dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Adapun 3 tahapan yang akan dilakukan, yaitu:

1. Ide Bisnis (3 minggu)

2. Rencana Bisnis (5 minggu)

3. Kinerja dan Pertumbuhan Bisnis (8 minggu)

Persyaratan MBKM Wirausaha UNPAR, di antaranya:

1. Tim mahasiswa aktif UNPAR

2. Terdiri dari 3-5 mahasiswa lintas prodi (program studi)

3. Minimal sudah kuliah 5 semester

4. Memiliki jiwa kewirausahaan

5. Memiliki komitmen mengikuti MBKM Wirausaha secara penuh

6. Mendapat rekomendasi dari program studi

7. Memiliki ide bisnis atau bisnis yang sudah berjalan, seperti usaha kreatif dan inovatif; atau startup. Atau usaha yang menyasar salah satu atau beberapa dari 17 Sustainable Development Goals (SDGs)

Fasilitas & Benefit Kewirausahaan UNPAR

Β· Penggunaan UNPAR Coffee & Coworking Space UNPAR untuk peserta

Β· Mentoring/pendampingan dari mentor internal maupun eksternal

Β· Workshop/pelatihan

Β· Kesempatan untuk memperoleh seed funding dan pinjaman modal bergulir (tanpa bunga)

Β· Ekuivalensi 20 SKS

Catharina mengungkapkan setelah proses seleksi, hanya 1 tim yang lolos dalam MBKM Wirausaha. Tim tersebut terdiri dari 4 anggota (3 mahasiswa Teknik Industri dan 1 mahasiswa Manajemen).

"Nantinya proses pendampingan dilakukan selama 1 semester. Para tenant MBKM Wirausaha harus mengalokasikan waktu mereka untuk mengembangkan bisnis sekurangnya 4 jam per hari dan 5 hari per minggu. Terkait seed funding, dana akan dialokasikan sesuai pitch deck dan kelayakan usaha yang akan dievaluasi oleh tim pendamping inkubator. Dana seed funding bersifat hibah untuk persiapan usaha. Sementara anggaran untuk pinjaman modal bergulir diberikan sesuai dengan pengajuan," pungkasnya.




(Content Promotion/UNPAR)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads