Mengapa Kampus Indonesia Masih Tertinggal di Pemeringkatan QS WUR?

ADVERTISEMENT

Mengapa Kampus Indonesia Masih Tertinggal di Pemeringkatan QS WUR?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 05 Nov 2021 08:01 WIB
QS WUR
Foto: QS WUR
Jakarta -

Peringkat universitas yang dirilis Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) menjadi salah satu acuan kualitas kampus Indonesia di kancah Internasional. Dalam daftar terbaru, kampus di Indonesia masih tertinggal dibanding negara Asia lain seperti Malaysia.


Pada acara Konferensi QS Apple yang bertajuk Asia Rankings Lauch, Manajer Ranking QS Andrew MacFarlane serta Analis Ranking QS Kendrick Ng mempresentasikan laporan kualitas universitas-universitas di Asia.


Andrew menyebut bahwa ada enam jenis ranking yang dikeluarkan QS, yakni World University Rankings, Business and MBA Rankings, Regional Rankings, Graduate Employability Rankings, Subject Rankings, serta USA Rankings.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Keenam bidang ranking itu tidak hanya untuk menilai universitas saja. Tapi secara khusus membantu para calon mahasiswa untuk menentukan pilihan universitas terbaik bagi kelanjutan studi mereka," terang Andrew dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga (Unair), Kamis (4/11/2021).

ADVERTISEMENT


Aspek Penilaian


Hingga kini, QS Rankings sendiri telah bekerja sama dengan 687 institusi pendidikan di Asia. Untuk penilaian, ada delapan aspek yang QS Rankings lihat. Di antaranya adalah:


- reputasi akademik

- employer reputation

- kualitas dan kuantitas riset

- faculty student

- jaringan riset internasional

- exchange students

- staf pendidik dengan gelar Ph.D.

- internasionalisasi


Mengapa kampus Indonesia masih tertinggal?


Dari semua aspek tersebut, Andrew menyayangkan karena kampus di Indonesia masih sangat tertinggal dalam aspek sitasi jurnal. Bahkan di bawah negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina.


Padahal, sitasi jurnal ini termasuk dalam penilaian peringkat QS yang memiliki bobot cukup besar.


Untuk itu, dalam sesi online tersebut QS Ranking turut mengundang Head of Research Analytics Elsevier Dr. Yingying Zhou.


Dr. Yingying secara khusus menyampaikan tentang penggunaan data bibliometric dalam perangkingan.


"Publikasi Scopus sangat penting tidak hanya untuk menggambarkan riset universitas, tapi juga memperlihatkan afiliasi internasional dalam literatur global," terangnya.


Tidak hanya itu, Dr. Yingying juga menjelaskan bahwa semakin banyak jurnal Scopus yang dikeluarkan, maka peluang sitasi bagi akademisi kampus pun juga akan semakin besar.


"Dalam output akademis tersebut, sejauh ini Asia Tenggara masih tergolong tertinggal dari region Asia-Pasifik lain seperti Asia Timur, Asia Selatan, atau Australia," tuturnya.


Untuk itu, Dr. Yingying mengimbau universitas untuk meningkatkan publikasi dan kolaborasi akademis di tingkat internasional.

(faz/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads