Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memiliki banyak julukan sejak berdiri pada 18 Desember 1948. Salah satunya julukan yang tersemat pada kampus UGM adalah Kampus Biru. Apakah detikers tahu, kenapa UGM dijuluki Kampus Biru?
Dikutip dari laman Kagama (Keluarga Alumni UGM) , julukan Kampus Biru mulai digunakan untuk menyebut UGM karena sebuah novel berjudul Cintaku di Kampus Biru. Novel karya Ashadi Siregar ini semula ditulis dalam bentuk cerita bersambung dalam surat kabar nasional pada tahun 1972.
Sang penulis novel, Ashadi Siregar, juga merupakan dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi UGM. Kumpulan cerita bersambung tersebut kemudian ia terbitkan sebagai buku pada 1974.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak lama setelah novelnya dirilis, pada 1976, novel Cintaku di Kampus Biru tayang sebagai sebuah film drama adaptasi dengan judul yang sama. Film tersebut dibintangi oleh Roy Marten, Yati Octavia, dan Rae Sita. Sebagai informasi, Roy Marten adalah kakek tokoh publik cilik Gempita Nora Marten atau Gempi.
Pengambilan gambar film Cintaku di Kampus Biru yang diproduseri oleh Bucuk Suharto dan disutradarai oleh Ami Prijono ini juga dilakukan di kawasan UGM. Kebetulan, novel dan film Cintaku di Kampus Biru bercerita tentang kehidupan mahasiswa.
Film dan novel tersebut mengisahkan tentang Anton Rorimpandey, seorang mahasiswa antropologi yang pintar, kritis, serta aktif di kampus. Konflik muncul saat terjadi perebutan posisi ketua dewan mahasiswa untuk tingkat universitas dan ketua senat mahasiswa untuk lingkup fakultas.
Di samping perebutan posisi politik di kampus, film dan novel ini juga diwarnai nuansa percintaan. Konflik percintaan Anton dikisahkan bermula karena terlibat dalam sebuah hubungan cinta dengan sesama mahasiswa dan dosennya sendiri.
Karena film dan buku tersebut disebut juga menggambarkan kehidupan mahasiswa UGM yang sesuai dengan kenyataan pada masanya, dari situlah masyarakat mulai menjuluki UGM sebagai Kampus Biru.
UGM juga memiliki julukan Kampus Kerakyatan, Kampus Kebangsaan, hingga universitas Pancasila di samping kampus biru.
Dikutip dari laman Kagama UGM, julukan-julukan tersebut tidak menandakan UGM sebagai sayap organisasi dari salah satu partai politik dengan warna kebesaran biru. Sebab, status sebagai kampus negeri membuat UGM harus netral dalam urusan mendukung partai politik.
Nah, itu dia asal-usul nama kenapa UGM dijuluki Kampus Biru. Hayo, apa lagi julukan UGM yang detikers tahu?
(twu/pal)