Institut Dong Zen Indonesia (IDZI) membuka pembelajaran Buddhisme Humanistik angkatan kedua (IDZI-2). Sebelumnya, telah dilaksanakan Kelas Online Buddha Dharma Angkatan Pertama (IDZI-1) pada Mei-Juli 2021 lalu.
Program ini ditujukan untuk calon mahasiswa berusia 18-40 tahun yang berminat mempelajari ajaran Buddhisme Humanistik yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh Master Hsing Yun. Ia merupakan pendiri Fo Guang Shan, vihara terbesar di Taiwan yang memiliki lebih dari 300 cabang di lima benua.
Program Buddhisme Humanistik terdiri dari sepuluh pertemuan yang dilakukan setiap hari Jumat mulai 8 Oktober sampai 10 Desember 2021. Materi yang diberikan meliputi karakter humanistik Buddha, bagaimana menjadi seorang Buddhis yang baik, meditasi, sutra hati dari kacamata Buddhisme Humanistik, hidup berkesadaran, Buddhism and Youth, serta Zentangle.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nadiem Cabut Izin Institut Teknologi Medan |
IDZI adalah institut Agama Buddha yang bertujuan untuk menyebarkan praktik ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-sehari, Buddhisme Humanistik. IDZI berada di bawah naungan Institut Fo Guang Shan Dong Zen Malaysia (MYDZI) yang merupakan salah satu dari 16 cabang institut Buddhis Fo Guang Shan yang berpusat di Taiwan. 16 cabang tersebut tersebar di seluruh dunia, di antaranya Amerika Serikat, Brazil, Afrika Selatan, India, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Malaysia, Filipina, Hongkong, Tiongkok, dan Jepang.
"Kelas Online Buddha Dharma IDZI bukanlah kursus Agama Buddha biasa-biasa saja yang setelah selesai langsung bubar. IDZI telah menyiapkan future plan yang jelas bagi para siswanya. Setelah mengikuti program IDZI, para siswa dapat mengikuti program matrikulasi intensif selama dua bulan sebelum menempuh Program Diploma Agama Buddha di Institut Fo Guang Shan Dong Zen Malaysia. Selanjutnya, para siswa dapat mempelajari mempelajari Buddhisme Humanistik secara mendalam dengan mengambil Program Diploma Agama Buddha di Universitas Tsung Lin Taiwan yang berdurasi 3 tahun yang masing-masing menyediakan 2 pilihan bahasa pengantar, Mandarin dan Bahasa Inggris," bunyi penjelasan IDZI dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10/2021).
Setelah mempelajari dasar-dasar Buddhisme di tahun pertama, mahasiswa dapat memilih penjurusan tentang Tripitaka, Manajemen Vihara, English Buddhism, atau Japanese Buddhism di tahun kedua dan ketiga. Tidak hanya mempelajari buddhisme, berbagai ekstrakurikuler seperti kaligrafi, jurnalistik, fotografi, multimedia, seni musik, dan memasak vegetarian juga diajarkan untuk meningkatkan soft skill para siswa. Seluruh program pendidikan tersebut menyediakan beasiswa bagi siswa yang memenuhi kriteria.
Fo Guang Shan mengusung misi Pendidikan, budaya, kontribusi sosial, dan pelatihan spiritual dalam mengembangkan Buddhisme Humanistik. Pendidikan menjadi poin pertama dalam empat misi tersebut, hal ini diimplementasikan dengan membangun berbagai institusi pendidikan tinggi sejak 1990 yang tergabung dalam Fo Guang Shan International University Consortium, yaitu University of the West (USA), Fo Guang University (Yilan, Taiwan), Nanhua University (Chiayi, Taiwan), Centre for the Study of Humanistic Buddhism (Hong Kong), Nan Tien Institute (Australia), Guang Ming College (Filipina), dan FGS Tsung Lin University (Kaohsiung, Taiwan).
Setelah lulus dari Universitas Tsung Lin Fo Guang Shan, alumni punya kesempatan untuk melanjutkan studi ke berbagai universitas tersebut atau berkarir di berbagai unit Fo Guang Shan yang bergerak di bidang pendidikan, budaya, amal, atau pusat-pusat pelatihan spiritual.
"Master Hsing Yun merupakan sosok visioner yang telah memikirkan secara detail dalam menciptakan lingkungan penuh berkah dan future plan bagi umat Buddha untuk bersama-sama menumbuhkembangkan Buddhisme Humanistik," sebut keterangan IDZI.
(prf/ega)