UMN Gelar Konferensi Internasional soal Komunikasi Digital Era Pandemi

ADVERTISEMENT

UMN Gelar Konferensi Internasional soal Komunikasi Digital Era Pandemi

Khoirul Anam - detikEdu
Selasa, 05 Okt 2021 17:42 WIB
Konferensi UMN
Foto: UMN
Jakarta -

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menggelar konferensi internasional bertajuk Conference on Communication and New Media Studies (COMNEWS) 2021 hari ini. Konferensi ini menghadirkan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate hingga sejumlah akademisi dan pakar di bidang komunikasi digital.

Antara lain Manajer The World Bank (1996-2003) dan Perwakilan FAO (2003-2005) Dr. Ronny Adhikarya, Dekan College of Mass Communication University Filipina Prof. Arminda V. Santiago, Dosen Australian National University Dr. Ross Tapsell, dan Wakil Pemimpin Redaksi KOMPAS Tri Agung Kristanto.

Dalam sambutannya, Rektor UMN Ninok Leksono mengatakan tantangan komunikasi digital di masa pandemi akan menguji infrastruktur komunikasi digital. Menurutnya, perkembangan teknologi, khususnya media baru, mendisrupsi kedigdayaan media lama dan berdampak pada aspek sosial-budaya dari komunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampaknya tidak hanya bagaimana masyarakat mengonsumsi media, melainkan juga bagaimana masyarakat berkomunikasi. Pandemi ini menimbulkan tantangan-tantangan dalam komunikasi digital," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/10/2021).

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan Indonesia memiliki kekuatan besar terutama dari sisi digital karena memiliki kekuatan demografis dengan 202,6 juta pengguna internet pada Januari 2021.

ADVERTISEMENT

Untuk memastikan kesiapan digital tersebut, pemerintah fokus pada pembangunan besar-besaran infrastruktur digital dan penyiapan undang-undang. Ia juga mengatakan pihaknya sedang mengejar target 83 ribu desa terkoneksi 4G.

"Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga terus membangun infrastruktur digital di seluruh Indonesia, di pedesaan dan daerah tertinggal. Selain mengembangkan infrastruktur, kami juga fokus pada bagaimana mengatur tata kelola aturan hukum digital yang baik," ujarnya.

Sementara itu, Manajer The World Bank (1996-2003) dan Perwakilan FAO (2003-2005) Dr. Ronny Adhikarya mengatakan percepatan komunikasi digital tidak lepas dari pandemi COVID-19. Transformasi yang terjadi ke arah digital ini memiliki dua sisi mata uang.

Satu sisi mata uang akan mempercepat perkembangan dari industri 4.0 ke smart-society 5.0. Di sisi lain, ada tantangan yang muncul, misalnya gangguan kecanduan internet atau internet adiktif disorder (IAD).

"Kita harus mendapatkan tidak hanya vaksin COVID-19 tetapi juga imunisasi komunikasi dan imunisasi kepercayaan. Konsep dan metode sosialisasi dari imunisasi komunikasi dan kepercayaan ini harus dimasukkan ke dalam pendidikan transdisipliner dan kurikulum di semua tingkatan," saran Dr. Ronny.

Dekan College of Mass Communication University Filipina Prof. Arminda V. Santiago memaparkan penelitiannya tentang media yang muncul dan tren sinema digital di Asia Tenggara. Ia menunjukkan saat ini para pemangku kepentingan terlalu banyak berfokus pada perkembangan teknologi, tetapi melupakan dampak yang ditimbulkan teknologi terhadap manusia.

Adapun Dosen Australian National University Dr. Ross Tapsell meminta masyarakat untuk merenungkan ungkapan cendekiawan terkenal Marshall McLuhan bahwa media adalah pesannya. Dia mengatakan dunia sedang dibentuk kembali melalui teknologi media baru terlebih dahulu sebelum konten.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Redaksi KOMPAS Tri Agung Kristanto Tri Agung Kristanto menegaskan bahwa disrupsi digital tidak mematikan media massa. Menurutnya, media jatuh karena kegagalan untuk menanggapi perubahan dan salah urus.

Sebagai informasi, COMNEWS merupakan konferensi yang diadakan setiap dua tahun sekali oleh FIKOM UMN sejak tahun 2016. Memasuki acara ketiga, COMNEWS 2021 mengangkat tema utama 'Digital Communication in an Era of Uncertainty'.

Konferensi internasional yang didukung oleh Harian KOMPAS, Kompas.id, Bank BTPN, Wijaya Karya, ASPIKOM, APJIKI, dan ISKI ini diselenggarakan secara online dan dapat diikuti oleh mahasiswa, akademisi, dan praktisi di bidang komunikasi.

(ncm/ega)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads