Puluhan mahasiswa IAIN Kudus, Jawa Tengah menggelar aksi demo menuntut potongan biaya UKT 25 persen tanpa syarat. Aksi mereka diwarnai penyegelan gedung rektorat IAIN Kudus.
Dari pantauan di lokasi mereka menggelar aksi di depan gedung Rektorat IAIN Kudus mulai pukul 10.00 WIB pagi, Senin (12/7). Tampak para mahasiswa membawa spanduk bertuliskan "UKT Mahal", "Birokrat bersatu Mahasiswa dikalahkan", hingga "mosi tidak percaya".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswa juga tampak membawa pocong. Aksi mereka sempat panas setelah menunggu audiensi perwakilan mahasiswa dengan pihak kampus. Sejumlah mahasiswa pun menyegel pintu masuk gedung Rektorat IAIN Kudus.
Aksi mereka bubar setelah menunggu tiga jam lamanya. Yakni dari perwakilan rektorat menemui mahasiswa dan menyampaikan hasil audiensi. Peserta aksi baru membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB.
Salah satu mahasiswa Fikri mengatakan potongan UKT tahun lalu belum maksimal bagi mahasiswa. Sebab selama ini perkuliahan dilakukan dengan daring atau online. Hal tersebut pun kata dia menjadi beban mahasiswa karena harus mengeluarkan uang untuk membeli paket internet lebih banyak.
"Dulu ada keringan 15 persen, namun itu tidak cukup. Karena kita dihadapkan dengan kuota selama setiap mata kuliah 1 giga kita kalikan beberapa bulan. Jadi kita semua mahasiswa menuntut dari kampus yang adil. Semua daring," kata Fikri kepada wartawan ditemui di lokasi, Senin (12/7/2021).
"Terkait dengan UKT juga selama ini PPKM yang membenturkan orang tua kita sebagai PKL jamnya dibatasi maka dari itu rejeki otomatis terpotong. UKT Rp 1,1 juta sampai ada Rp 4 juta," sambung dia.
Senada diungkapkan Presiden Mahasiswa IAIN Kudus Moh Khoirul Annas menurutnya ada enam poin tuntutan mahasiswa. Yakni transparasi UKT bagi mahasiswa angkatan 18 sampai 21, tentang perpanjangan waktu permohonan UKT, potongan UKT sebesar 25 persen, hingga pembebasan UKT bagi mahasiswa semester 9 sampai 14.
![]() |
"Enam tuntutan yang pertama menuntut transparasi UKT bagi mahasiswa angkat tahun 2018 sampai 2021. Tadi sudah sedikit informasi, secara tidak langsung poin tuntutan di sini ada tiga poin hal penting yang harus garis bawahi," terang Annas ditemui di lokasi siang ini.
"Kemarin kita menyoal terkait beberapa persyaratan yang banyak dan tendensi waktu yang mepet dan sangat mencekam mahasiswa akhirnya perpanjangan diperpanjang sampai 25 Juli 2021. Semula hari ini terakhir. Sedangkan surat edaran Jumat sore baru turun, di persyaratan itu ada tanda tangani dari pihak pemerintah desa," jelasnya.
Wakil Rektor III Ihsan mengatakan ada tiga poin tuntutan mahasiswa yang dikabulkan pihak kampus. Kampus berencana memotong UKT sebesar 20 persen, namun mulai berlaku tahun 2022.
"Tadi yang di sampaikan teman-teman mahasiswa adalah kosekuensi wabah COVID-19 ini, ada tiga hal yang saya sampaikan bahwa perpanjangan pengajuan keringanan UKT kemudian potongan 15 persen dan insya Allah 20 persen untuk tahun yang akan datang. Kemudian perbaikan perkuliahan di kampus akan terus kita benahi tentunya ini demi meningkatkan layanan kepada kita, mengapa kita sadar ini masa transisi dari offline menjadi online sehingga kita ada kendala terjadi apapun kita hadapi dan kita selesaikan bersama," terang Ihsan ditemui wartawan di lokasi siang ini.
Terkait dengan penyegelan kata dia adalah hal yang lumrah. Terlebih kondisi saat ini sedang PPKM darurat. Dia pun meminta kepada peserta aksi demo agar selepas kegiatan untuk segera pulang ke rumah masing-masing.
"Ini penyegelan ini kan dimaksud untuk menciptakan kondusifitas saja. Tidak dalam rangka mahasiswa tidak boleh masuk sebagainya. Ini dalam rangka PPKM ya sehingga semua terkondisikan setelah ini selesai biar teman-teman biar langsung membubarkan diri. Karena ini sedang PPKM," tambah Ihsan
(erd/erd)