Riset UI: Kartu Prakerja Kurangi Dampak Kesehatan Mental Akibat Pandemi

ADVERTISEMENT

Riset UI: Kartu Prakerja Kurangi Dampak Kesehatan Mental Akibat Pandemi

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 30 Jun 2021 10:33 WIB
Ilustrasi Kampus UI, Depok
Foto: Grandyos Zafna/detikFOTO/Kartu Prakerja Dapat Kurangi Dampak Kesehatan Mental Akibat Pandemi
Jakarta -

Pemerintah mencanangkan program kartu prakerja pada awal 2020. Untuk mengurangi dampak kehilangan pekerjaan dan penurunan pendapatan, pemerintah memprioritaskan pelaksanaan program prakerja untuk pekerja maupun pelaku usaha mikro. Penelitian dari Universitas Indonesia atau UI detik.com/tag/ui mendapati Program Prakerja dapat menurunkan tingkat kecemasan, rasa amarah, dan rasa sedih.

Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Chairina Hanum Siregar menuturkan, ia bersama peneliti LPEM FEB UI M. Rifqi Aufari tertarik menyoroti program ini karena memprioritaskan Kartu Prakerja untuk para pekerja atau pelaku usaha mikro yang terdampak pandemi COVID-19.

Program Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kerja dengan target sasaran warga negara Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas. Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan Kartu Prakerja diprioritaskan untuk para pekerja atau pelaku usaha mikro yang terdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanum menuturkan, penelitian Apakah Alokasi dari Program Kartu Prakerja berdampak pada Tingkat Kesehatan Mental Orang saat Pandemi Covid-19? Temuan dari Indonesia mendeskripsikan dampak program Kartu Prakerja terhadap kondisi kesehatan mental masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Riset ini menggunakan data survei terhadap 4.000 responden dari seluruh Indonesia pada Agustus hingga September 2020. Pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam survei tersebut mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial ekonomi, termasuk perubahan pendapatan, kondisi kesehatan mental, dan Kartu Prakerja.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan, kondisi kesehatan mental dilihat melalui penilaian mandiri responden terhadap perubahan empat emosi dasar, yaitu kebahagiaan, kesedihan, kecemasan, dan amarah.

Hanum memaparkan, berdasarkan hasil survei, pandemi Covid-19 telah memengaruhi kesehatan mental masyarakat.

"Kondisi kesehatan mental seseorang menjadi lebih buruk akibat Pandemi Covid-19, bisa dilihat dari penurunan rasa bahagia, peningkatan rasa cemas, sedih, dan marah. Hal ini tidak hanya karena kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan namun juga beberapa kebijakan terkait pandemi Covid-19 seperti pembatasan sosial," kata Hanum dalam webinar "Mental Health, Disability, and Access to Jobs and Education" oleh LPEM FEB UI dan ANU Indonesia Project, seperti dikutip dari laman Universitas Indonesia, Selasa (29/6/2021).

Untuk mengurangi dampak kehilangan pekerjaan dan penurunan pendapatan, pemerintah memprioritaskan pelaksanaan program Prakerja untuk pekerja maupun pelaku usaha mikro. Hasil riset yang dilakukan membuktikan bahwa program Prakerja dapat menurunkan tingkat kecemasan, rasa amarah, dan rasa sedih.

"Dapat disimpulkan bahwa Kartu Prakerja tidak hanya membantu meningkatkan skill seseorang, namun juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental akibat pandemi," kata Hanum.

Hanum mengatakan, LPEM FEB UI akan terus mengembangkan studi tersebut mengingat beberapa tantangan yang dihadapi dalam studi saat ini.

Ia menambahkan, survei dalam penelitian tersebut dilakukan pada awal pandemi, dimana pada saat itu kartu Prakerja baru diimplementasikan dan masyarakat masih beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, sehingga memungkinkan adanya perbedaan dengan kondisi saat ini. Karenanya, LPEM FEB UI detik.com/tag/ui saat ini sedang kembali melakukan survei baru yang direncanakan selesai pada akhir Juni 2021.

Hanum menuturkan, selain itu, tim peneliti juga menggunakan indikator kesehatan mental yang lebih kompleks agar kesehatan mental dapat didefinisikan lebih dalam lagi.

"Studi ini akan lebih menarik jika menggunakan indikator kesehatan mental yang lebih luas lagi, kami akan mengeksplorasi kembali studi ini karena kebetulan saat ini kami sedang melakukan follow up survei, dan kami menggunakan indikator yang lebih kompleks lagi. Jadi tidak hanya basic emotion saja," kata Hanum.




(row/row)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads