Jakarta - Di antara sibuknya Distrik Tenjin, Fukuoka ada Kuil Kego yang indah. Seperti ini potret di sana.
Foto Edu dari Jepang
Keindahan Kuil Kego di Fukuoka: Tempat Suci yang Dikepung Modernitas

Inilah potret area Kuil Kego yang berlokasi di distrik komersil Tenjin, Fukuoka, Jepang. Di dekat area kuil ini, orang-orang sangat sibuk berlalu-lalang. Kuil juga berada di dekat Fukuoka Mitsukoshi department store serta Taman Kego. Foto: Novia Aisyah/detikcom
Kuil Kego dipindahkan ke lokasinya yang sekarang ini pada 1608. Kuil ini dibangun oleh Nagamasa Kuroda, penguasa pertama kawasan Fukuoka dan telah menjadi tempat ibadah bagi penduduk setempat selama beberapa generasi. Dikutip dari Fukuoka Now, gerbang torii yang masih tersisa hingga saat ini didirikan pada 1639 oleh Tadayuki Kuroda, penguasa kedua kawasan tersebut. Torii adalah gerbang tradisional Jepang yang biasanya terdapat di pintu masuk kuil Shinto. Foto: Novia Aisyah/detikcom
Kuil utama di area Kuil Kego masih mempertahankan nuansa zaman Edo. Ada juga Kuil Imamasu Inari dengan patung rubah tersenyum yang langka di bagian depan. Foto: Novia Aisyah/detikcom
Kuil Kego didedikasikan untuk dewa Kamukahobi-no-mikoto, Ohkahobi-no-mikoto, dan Yasomagatsuhi-no-kami. Dikatakan dalam Go Fukuoka, kuil ini dinamai berdasarkan fasilitas pertahanan Dazaifu yang disebut Keigo-sho, yang terletak di dekat Korokan (penginapan kuno untuk diplomat). Foto: Novia Aisyah/detikcom
Kuil ini dulunya merupakan lokasi berbagai peristiwa bersejarah seperti pemberontakan Fujiwara Sumitomo dan invasi Toi. Foto: Novia Aisyah/detikcom
Di Kuil Kego terdapat patung anjing penjaga yang berpasangan. Anjing penjaga yang bermulut terbuka disebut "A-gata" dan yang bermulut tertutup disebut "Un-gata". Disebutkan dalam situs resmi Kego Jinja, nama "Tukang Batu Hirota Bunichi" yang terukir pada dasar patung merupakan kakek dari Hirota Koki, orang pertama dari Prefektur Fukuoka yang menjadi perdana menteri. Foto: Novia Aisyah/detikcom
Di area kuil ini terdapat Chozuya, yakni fasilitas tempat para jamaah dapat menyucikan diri sebelum berziarah. Tempat menyucikan diri ini disumbangkan oleh umat Hamamachi pada 1934.Β Β Foto: Novia Aisyah/detikcom
Bagian kayu bangunan Chozuya tidak menggunakan paku. Bak airnya dipahat dari balok granit seberat 3,5 ton. Disebabkan tidak ada saluran pembuangan, air meluap dari bak, memungkinkan para jamaah untuk terus-menerus mendapat air bersih. Foto: Novia Aisyah/detikcom