Jakarta - Belajar di bawah bayang tiang tol, siswa SDN Burangkeng 04 bertahan di sekolah yang terhimpit proyek Tol Japek II Selatan dan belum juga direlokasi.
Picture Story
Menimba Ilmu di Himpitan Proyek Tol Japek II

Pagi itu, matahari baru saja menyinari Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Di halaman kecil SDN Burangkeng 04, Puluhan siswa berseragam putih merah berdiri tegap mengikuti upacara bendera.
Layaknya sekolah lain, lagu kebangsaan bergema. Namun, pemandangan di sekitarnya berbeda: hanya beberapa meter dari bendera, menjulang tiang penyangga Tol JakartaβCikampek (Japek) II Selatan.
Berdiri sejak 1985, SDN Burangkeng 04 dulunya dikenal tenang dan kondusif. Namun, sejak proyek tol mulai merangsek ke lingkungan sekolah, suasana belajar berubah drastis. Debu dan kebisingan mesin konstruksi membuat konsentrasi siswa terganggu.
Kondisi sekolah kian memprihatinkan. Sejumlah fasilitas hilang akibat pencurian: laptop, bel sekolah, hingga kipas angin.
Seorang anak sekolah memandang keluar jendela dimana terdapat tiang beton jalan tol JakartaβCikampek (Japek) II Selatan Paket IIA.
Saat ini, SDN Burangkeng 04 memiliki 280 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6.
Sejak proyek jalan tol dimulai, jumlah siswa baru menurun drastis. Tahun ajaran 2024/2025, SDN Burangkeng 04 hanya menerima 15 siswa untuk kelas 1 dari target dua rombongan belajar.
Banyak orang tua terpaksa mengikhlaskan anaknya tetap belajar di sekolah ini meski dihantui rasa was-was.
Sejak 2021, SDN Burangkeng 04 sudah ditetapkan untuk direlokasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi. Namun, hingga pertengahan 2025, relokasi tak kunjung terlaksana.
Kepala Desa Burangkeng, Nemin bin Sain, menyebut pihak desa sudah mengusulkan tiga lahan baru, tapi semuanya belum mendapat verifikasi dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Kesabaran wali murid pun habis. Beberapa waktu lalu puluhan orang tua mendatangi Kantor BPN Kabupaten Bekasi. Mereka membawa poster berisi desakan agar proses relokasi segera dipercepat.
Foto udara bangunan SDN Burangkeng 04 yang terletak di dekak proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek seksi II di Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Sudah lebih dari tiga tahun sejak rencana relokasi diumumkan. Sementara itu, puluhan anak SDN Burangkeng 04 tetap harus belajar di gedung sederhana yang terhimpit proyek tol.