Jakarta - Pameran arsitektur Nalumetra di TIM ajak pengunjung kembali rasakan ruang fisik secara utuh, tanpa dominasi layar digital. Sebuah kontemplasi ruang dan rasa.
Foto Edu
Nalumetra: Ketika Arsitektur Mengajak Kita Lepas dari Gadget

Sejumlah pengunjung menikmati karya pameran Universitas Tarumanegara Jurusan Arsitektur dengan tema Nalumetra, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (19/7/2025). Pameran bertajuk Nalumetra menghadirkan sebuah eksplorasi mendalam mengenai konsep atmosfer, yaitu suasana yang dirasakan seseorang saat berada dalam suatu ruang.
Dalam pameran ini, para pengunjung diajak untuk merenungkan bagaimana elemen-elemen fisik seperti material, cahaya, dan tekstur mampu membangkitkan pengalaman sensorik yang kuat, tanpa harus bergantung pada teknologi digital.
Β Pameran karya mahasiswa Universitas Tarumanagara (UNTAR) dari jurusan Arsitektur ini mencoba menampilkan dampak penggunaan gadget terhadap persepsi ruang dan manusia, dengan pendekatan arsitektur yang dibalut dalam ekspresi seni rupa. Melalui karya-karya yang ditampilkan, mahasiswa tidak hanya menyuguhkan rancangan bangunan secara teknis, namun juga membawa pengalaman spasial yang bersifat emosional, reflektif, dan intuitif. Β
Β Tujuan utama dari pameran ini adalah mengarahkan pengunjung untuk kembali merasakan ruang secara fisik bukan hanya melalui layar. Di era di mana teknologi begitu dominan, Nalumetra justru mencoba meredam ketergantungan pada dunia virtual.Β Β
Pameran ini menempatkan gadget sebagai alat bantu publikasi semata, bukan sebagai pusat atensi. Dengan demikian, perhatian utama tetap tertuju pada pengalaman langsung terhadap ruang yang nyata. Strategi pameran ini adalah bentuk kritik halus terhadap kehidupan digital yang makin menyita fokus manusia.Β Β
Melalui pendekatan yang bersifat reflektif, Nalumetra berharap kesadaran publik terhadap pentingnya ruang fisik dapat tumbuh kembali. Bahwa sentuhan dinding, bayangan cahaya matahari, tekstur lantai, hingga hembusan angin dalam suatu ruang adalah pengalaman nyata yang tidak tergantikan oleh simulasi digital. Β
Lebih dari sekadar pameran arsitektur, Nalumetra hadir sebagai ruang kontemplasi bagi pengunjung. Pameran ini menjadi pengingat bahwa di balik kecanggihan teknologi, manusia tetaplah makhluk yang merasakan dunia lewat inderanya. Keindahan ruang tak hanya bisa dinikmati lewat foto Instagram atau video pendek, tapi melalui kehadiran penuh di tempat itu sendirimelihat, mendengar, mencium, dan menyentuh. Β