Jakarta - Berbagai mamalia laut terpantau mencari makan di perairan Laut Kaimana, Papua Barat. Ada hiu paus, paus orca hingga lumba-lumba yang nyemil teri.
Potret Paus Orca hingga Lumba-lumba Enjoy Nyemil Ikan Teri di Laut Kaimana

Konservasi Indonesia bekerja sama dengan Conservation International melakukan identifikasi kehadiran berbagai mamalia laut atau cetacea di Laut Kaimana, Papua Barat. Foto: Konservasi Indonesia/Yance Malaih.
Melalui studi terbaru yang terbit di jurnal Frontiers pada Jumat (10/1/2025) lalu, disebutkan ada lima spesies cetacea hadir di wilayah Kaimana yang teridentifikasi sebagai Important Marine Mammal Area (IMMA) atau habitat penting mamalia laut pada 2018. Foto: Konservasi Indonesia
Lumba-lumba bungkuk Australia (Sousa sahulensis), lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus), lumba-lumba pemintal (Stenella longirostris), paus bryde (Balaenoptera edeni) dan terbaru paus pembunuh (Orcanius orca). Foto: Konservasi Indonesia.
Para peneliti memantau interaksi cetacea dengan perikanan bagan (lif net) di Kaimana. Selama prosesnya, keberadaan jumlah, dan pola makan cetacea dipantau setiap waktunya. Foto: Konservasi Indonesia.
Hasilnya ditemukan bila lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik memiliki keterikatan paling kuat dengan perikanan bagan denga kemunculan 130 kali dengan jumlah 2.612 individu. Spesies ini terpantau memakan ikan teri yang berada di luar jaring bagan pada pagi hari. Namun, spesies lain terlihat lebih jarang mampir. Paus orca sendiri hadir di laut Kaimana pada 6 Februari 2022. Foto: Konservasi Indonesia.
Vice President Marine Program Conservation International Mark Erdmann menyatakan ini adalah studi pertama di Asia yang melakukan pengamatan pada cetacea. Tujuan studi ini adalah untuk memberikan wawasan tentang keragaman spesies cetacea, perilaku makan, variasi pengamatan, dan frekuensi kemunculan. Foto: Konservasi Indonesia.
Di akhir studi, Focal Species Conservation Program Konservasi Indonesia Iqbal Herwata memberi saran pada pemerintah provinsi Papua Barat. Menurutnya diperlukan berbagai langkah pengelolaan perikanan di kawasan tersebut dan diperlukan penelitian lebih lanjut. Foto: Konservasi Indonesia.