Jakarta - Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng dikonservasi. Konservasi ini guna merawat dan melestarikan monumen-monumen bersejarah di Jakarta.
Foto Edu
Potret Pelestarian Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng

Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, tengah dilakukan konservasi, Kamis (26/9/2024).Β Β
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan konservasi monumen Pembebasan Irian Barat yang dibangun pada tahun 1962 tersebut guna merawat dan melestarikan monumen-monumen bersejarah di Jakarta.Β Β
Konservasi ini sudah mulai, targetnya dua bulan akan rampung. Ini hanya merevitalisasi. Tanpa merubah bentuk karena ini merupakan sejarah dan cagar budaya yang harus tetap dilestarikan. Β
Monumen Pembebasan Irian Barat didirikan untuk memperingati kembalinya Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia pada 1962, yang sebelumnya diklaim oleh Belanda. Β
Monumen yang berlokasi di tengah-tengah Taman Lapangan Banteng tingginya menjulang mencapai Β±35 meter. Patung di puncak monumen dikerjakan oleh Edhi Sunarso dan tim Sanggar Keluarga Arca Yogyakarta (Trisno, Askabul, Sarpomo, Mon Mujiman, Suwandi, dan Suwardi), sementara arsitektur monumen dirancang oleh Friedrich Silaban. Β
lde pembentukan monumen berasal dari Presiden pertama Sukarno, kemudian diterjemahkan oleh Henk Ngantung dalam bentuk sketsa yang pada saat itu tercetus dari pidato Sukarno di Yogyakarta. Β
igur dari patung tersebut adalah seorang lelaki bertelanjang dada berdiri agak condong ke belakang, kedua kaki merentang, dan tangan terentang ke atas memutuskan rantai. Β