Merajut Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang

ADVERTISEMENT

Foto Edu

Merajut Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang

Dok. Sanggar Murtitomo - detikEdu
Rabu, 10 Jul 2024 18:53 WIB

Malang - Minimnya keinginan & minat milenial akan seni tradisional, membuat Wahid tergerak mendirikan Sanggar Murtitomo untuk tempat belajar dan berkreasi generasi muda.

Minimnya keinginan dan minat milenial akan seni tradisional, membuat Wahid tergerak mendirikan Sanggar Murtitomo untuk tempat belajar dan berkreasi generasi muda.
Kehadiran Sanggar Murtitomo, tentunya agar menarik minat pecinta seni dari dalam dan luar negeri. Terbukti, hingga kini para penikmat seni dari Amerika, Singapura, hingga Australia yang datang untuk membeli karya-karya di sanggar tersebut. Tak hanya membeli, Mereka bahkan tertarik untuk melihat proses pembuatannya dan ikut belajar bersama.
Minimnya keinginan dan minat milenial akan seni tradisional, membuat Wahid tergerak mendirikan Sanggar Murtitomo untuk tempat belajar dan berkreasi generasi muda.
Sanggar ini ada dengan tujuan melestarikan dan mengembangkan seni serta budaya lokal yang semakin terpinggirkan oleh arus modernisasi. Wahid, yang juga keturunan seniman ludruk, memiliki kecintaan mendalam terhadap seni sejak kecil. Tak heran bila kini ia ingin menularkannya pada generasi penerus.
Minimnya keinginan dan minat milenial akan seni tradisional, membuat Wahid tergerak mendirikan Sanggar Murtitomo untuk tempat belajar dan berkreasi generasi muda.
Sanggar Murtitomo ini berlokasi di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang memproduksi berbagai properti seni tradisional seperti Topeng, Reog, Bantengan, Barongan, dan Jaranan.Β Di sanggar ini juga menjadi tempat bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam seni dan budaya tradisional, khususnya seni tari. Selain melestarikan seni, Sanggar Murtitomo ini juga memberikan kesempatan bagi anak-anak yang kurang beruntung, termasuk mereka yang pernah bermasalah dengan hukum. Diberi pembinaan dan pelatihan keterampilan agar mereka dapat memiliki kesempatan yang lebih baik lagi.
Minimnya keinginan dan minat milenial akan seni tradisional, membuat Wahid tergerak mendirikan Sanggar Murtitomo untuk tempat belajar dan berkreasi generasi muda.
Melalui pelatihan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga harapan dan kesempatan untuk masa depan yang lebih cerah. Wahid secara langsung mengajarkan seni tari kepada anak-anak dan pemuda di sanggar. Harapannya agar generasi muda lebih mencintai dan menghargai budaya kita sendiri.
Minimnya keinginan dan minat milenial akan seni tradisional, membuat Wahid tergerak mendirikan Sanggar Murtitomo untuk tempat belajar dan berkreasi generasi muda.
Sanggar Murtitomo ini mendapatkan dukungan dariΒ  PT Ekamas Fortuna, unit usaha APP Group yang berlokasi di Kabupaten Malang. Memberikan fasilitas yang memadai bagi anak-anak untuk berkarya. Sanggar Murtitomo memproduksi berbagai produk seni dengan harga bervariasi, dari topeng seharga Rp 250.000 hingga barongan seharga Rp 2 juta. Sanggar Murtitomo juga memanfaatkan sumber daya lokal dan limbah untuk bahan baku, seperti kayu sengon dan kayu dadap cangkering.
Minimnya keinginan dan minat milenial akan seni tradisional, membuat Wahid tergerak mendirikan Sanggar Murtitomo untuk tempat belajar dan berkreasi generasi muda.
Visi besar untuk Sanggar Murtitomo yakni menjadi lembaga pendidikan formal untuk anak-anak seniman agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Komitmennya yakni berkontribusi positif bagi komunitas lokal, mengembangkan seni budaya Malang, baik berupa topeng maupun tari, dengan harapan menjadi bagian dari perjalanan inspiratif melestarikan budaya tradisional.
Merajut Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang
Merajut Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang
Merajut Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang
Merajut Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang
Merajut Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang
Merajut Budaya Tradisional di Sanggar Murtitomo Malang
Hide Ads