Jakarta - Kasus serangan siber di PDNS menjadi pembicaraan. Rektor UP dan Guru Besar Bidang IT, Marsudi Wahyu Kisworo, mengingatkan pentingya Security Risk Assessment.
Foto Edu
Rektor UP Bicara Pentingnya SRA dalam Mewaspadai Serangan Siber

Sejak hari Kamis tanggal 20/06/2024, Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengalami serangan siber Ransomware sehingga down dan mengganggu layanan publik di berbagai instansi yang hingga kini baru sebagian pulih. Ia mengingatkan bahwa didunia keamanan komputer tidak ada sistem yang dijamin keamanannya, oleh sebab itu pentingnya security awareness culture.
Sebagai salah satu pakar keamanan siber yang juga Guru Besar Bidang IT, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU memberikan pandangannya tentang tantangan dan solusi dalam memulihkan dan menjaga keamanan pusat data nasional. βSebelum sebuah sistem beroperasi, maka harus dilakukan security risk assessment. Dalam penilaian ini diidentifikasikan semua asset-aset strategis, kelemahan (vulnerability) nya apa saja, setelah itu dibuat sebuah security plan yang berisi langkah-langkah mitigasi untuk mencegah (deter), menolak (defend), dan mengidentifikasi (detect) serangan tersebutβ.Β
Prof.Β Marsudi menjelaskan βSebagai antisipasi jangka panjang perlu kita ajarkan pendidikan mengenai kejahatan siber ini kepada para mahasiswa, sehingga SDM Indonesia ke depannya akan semakin terampil. Misalnya dalam perkuliahan di jurusan IT Universitas Pancasila, ditambahkan dalam kurikulum mata kuliah kejahatan siber, atau bisa juga menjadi sebuah mata kuliah peminatan yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Pancasila baik dari Fakultas Hukum, Ekonomi & Bisnis, Teknik, Pariwisata, Farmasi, Psikologi dan Komunikasi,"