Jakarta - Ini Sanggar Seni Kinanti Sekar Jogja yang berdiri sejak 2015. Tempat ini telah membuka lebih dari 30 kelas dari seni tari, pantomim, dan aksara Jawa.
Mengintip Sanggar Seni Kinanti Sekar, Ada Puluhan Kelas Berkesenian untuk Anak-Dewasa

InilahΒ Sanggar Seni Kinanti Sekar (SSKS) yang berlokasi di Yogyakarta.Β Tidak hanya mengajarkan tari, SSKS juga membuka kelas belajar seni pantomim, dan kelas hanacaraka (aksara jawa). Foto: Noor Faa'izah/detikcom
Dengan lebih dari 30 kelas, tempat latihan reguler kerap diselenggarakan di Kelas Pagi Yogyakarta (KPY) Jalan Brigjend Katamso GM II/1226 Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta. Foto: Noor Faa'izah/detikcom
Kinanti Sekar Rahina, pemimpin sekaligus pendiri sanggar, mengaku telah lama ingin memiliki studio menari. Akhirnya, pada 24 Juli 2015, lulusan ISI Yogyakarta ini berani mendirikan bendera sendiri. Foto: Noor Faa'izah/detikcom
Di SSKS, Sekar ingin menggabungkan nilai kebebasan berekspresi dan bersahabat dengan alam. Artinya, tidak ada keterpaksaan dalam belajar seni dan seni dapat ditemukan dari aktivitas-aktivitas di alam seperti olah tubuh. Foto: Noor Faa'izah/detikcom
Materi tarian di SSKN terdiri dari 4 kelas, yaitu Kelas Gerak dan Lagu (4-6 tahun), Kelas Tari Kreasi Anak (7-12 tahun), Tari Kreasi Dewasa, dan Tari Klasik Gaya Yogyakarta. Umumnya, tarian yang diajarkan di SSKN merupakan gubahan original karya Sekar sendiri. Foto: Noor Faa'izah/detikcom
Setiap karya tari kreasi berusaha untuk mengangkat kelokalan budaya Jawa. Seperti tari Jampi Gugat yang berusaha mengingatkan kita tentang jamu atau minuman tradisional Indonesia yang mulai luntur. Foto: Noor Faa'izah/detikcom
Sanggar Seni Kinanti Sekar, sejak 2018 mendapat bimbingan dari UNESCO karena berhasil memperoleh penghargaan Young Creative Competition. Foto: Noor Faa'izah/detikcom
SSKS senang dengan penampilan-penampilan yang bersifat kolaborloatif. Dengan belajar bersama, maka akan menumbuhkan rasa saling menginspirasi untuk tumbuh dan mengembangkan kesenian. Foto: Noor Faa'izah/detikcom