Jakarta - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Teknik Lingkungan Itera ajak warga buat sumur resapan dan lubang biopori di Desa Sukoharjo III Barat, Pringsewu, Lampung.
Foto detikEdu
Antisipasi Kemarau, Tim Itera & Warga Buat Sumur Resapan-Lubang Biopori

Sumur resapan dan lubang biopori menjadi strategi skala komunal maupun rumah tangga untuk meningkatkan konservasi air tanah atau menambah cadangan air tanah. Sebab, sebagian besar warga menggunakan air tanah atau air sumur sebagai sumber air sehari-hari.
Harapannya, saat musim kemarau, masih ada cadangan air yang tersedia dalam jangka panjang. Sementara itu, dalam waktu dekat, daerah resapan air jadi bertambah. Konservasi air tanah juga dapat dilakukan pada daerah yang tergenang air sehingga bantu tanah meresapkannya. Foto: Pembuatan talang air untuk sumur resapan. (PkM Teknik Lingkungan Itera)
Sederhananya, pembuatan sumur resapan sama seperti pembuatan sumur pada umumnya. Bedanya, lokasi yang dipilih sebaiknya berada di tempat yang muka air tanahnya relatif dalam. Jika dangkal, air tanah justru keluar, bukan meresap.
Sumur resapan juga ditambahkan ijuk dan bebatuan di dasar sumur yang sedalam 3 meter dan diameter 70 cm. Fungsinya membantu filter air dan jadi media peresap. Lebih baik lagi jika menggunakan jenis sumur yang memiliki lubang-lubang di sekelilingnya sehingga proses peresapan air ke dalam tanah jadi lebih cepat. Foto: Pembangunan sumur resapan di Kantor BKAD Citra Suwu Sembada. (PkM Teknik Lingkungan Itera)
Lubang biopori punya konsep yang sama dengan sumur resapan, hanya saja lebih sederhana dan bisa diterapkan di rumah, khususnya di bawah pepohonan. Sebab, lubang biopori di bawah pepohonan mempermudah proses penyerapan air ke dalam tanah.
Lubang biopori dapat dibuat menggunakan pipa paralon (PVC) diameter 4 inch dengan kedalaman 1 meter. Tanah dilubangi dengan alat pelubang tanah. Jika tanah terlalu keras, basahi dulu agar mudah dilubangi. Pipa yang sudah dilubangi dengan alat bor pada sekelilingnya lalu dimasukkan ke dalam lubang tanah tersebut. Pipa dapat diisi dengan sampah organik seperti dedaunan, kulit buah, dan sebagainya, sekaligus sebagai pengomposan. Foto: Warga mencoba menggunakan alat biopori. (PkM Teknik Lingkungan Itera)
Ketua Tim PkM Teknik Lingkungan Itera Mutiara Fajar, ST MT menjelaskan, sosialisasi dan demonstrasi pembuatan sumur resapan serta lubang biopori dilakukan di Desa Sukoharjo III Barat karena hampir semua warga menggunakan air tanah. Terlebih, air menggenang di desa selama musim penghujan. Harapannya, sumur resapan dan lubang biopori bisa jadi salah satu solusi agar cadangan air tanah bisa terisi kembali.
"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk tri dharma yang dilakukan, dengan harapan adanya penerapan teori di kuliah dengan praktik di lapangan serta melibatkan masyarakat secara aktif," ungkap Mutiara, ketua tim PkM. Foto: PkM Teknik Lingkungan Itera
Mahasiswa memandu proses demonstrasi pembuatan lubang biopori kepada warga sebagai bentuk implementasi teori di perkuliahan. Dalam sesi sosialisasi dan demonstrasi, warga menengok lebih jauh pembuatan sumur resapan dan lubang biopori untuk diterapkan di rumah masing-masing.
"Kami sangat berterima kasih kepada tim dari Itera. Dengan adanya kegiatan ini, kami mendapatkan informasi baru. Dan kami akan berencana untuk mensosialisasikan kepada warga lainnya," kata Sari, Sekretaris Kantor Koperasi Pemberdayaan Mandiri, Desa Sukoharjo III Barat.
Tim PkM Teknik Lingkungan ini digawangi Resarizki Utami, ST MSi, Nabila Putriyandri Alifa, ST MSc, Nurul Mawaddah, ST MT, dan Fajriharish Nur Awan, ST MSi, dan mahasiswa M Gaizka Aulia Putra, Domi Saka Septyan, Nadilah Safitri, dan Shafira Andriyani, serta didukung Kantor Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Citra Sewu Sembada yang diwakili Sekretaris BKAD Bambang Budiarto. Foto: PkM Teknik Lingkungan Itera