Jakarta - Mahasiswa Indonesia membawakan tarian Maumere di Gedung Parlemen Republik Federal Jerman (Bundestag). Jajanan tradisional Indonesia juga turut dipamerkan.
Foto Edu
Potret Mahasiswa Indonesia Pamerkan Tarian Maumere di Gedung Parlemen Jerman

Tarian Maumere ini ditampilkan dalam malam keakraban Internationales Parlaments-Stipendium (IPS)-Empfang di Bundestag. Mahasiswa RI yang menari Maumere di bawah komando M Aldo Farizky, peserta IPS dari Indonesia. Tarian ini disambut baik dan diikuti gerakannya oleh penonton. IPS merupakan program beasiswa yang ditawarkan Parlemen Jerman kepada mahasiswa dan lulusan yang tertarik untuk mendapatkan pengalaman kerja di bidang politik di Jerman. Program ini didesain untuk memberikan pemahaman mendalam tentang sistem politik Jerman dan proses pengambilan keputusan politik di negara tersebut. Foto: (Dok PPI Jerman-PPI Dunia)
Stan Indonesia pada malam keakraban IPS-Empfang di Bundestag Jerman. Ada jajanan pukis, dadar gulung, tahu isi, hingga alat musik angklung dan pelengkap busana sunting Bali. Foto: (Dok PPI Jerman-PPI Dunia)
Ragil Mutaqin, salah satu mahasiswa Indonesia di Jerman sedang menjaga stan Indonesia di Bundestag. Melalui program IPS, para peserta mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai asisten penelitian di kantor anggota Bundestag Jerman. Mereka akan terlibat dalam tugas-tugas seperti penelitian kebijakan, analisis data, pemantauan sesi parlemen, dan menyusun laporan politik. Foto: (Dok PPI Jerman-PPI Dunia)
Sesi pembukaan diawali oleh Presiden Parlemen Jerman Ibu BΓ€rbel Bas. Dalam sambutannya, ia menyampaikan terima kasih kepada para peserta IPS dan semua panitia program IPS yang telah menyukseskan program ini. Berharap agar setelah program ini, para peserta dapat membawa pelajaran dari pengalamannya semasa magang di Parlemen Jerman ke masing-masing negaranya untuk selalu menjunjung tinggi demokrasi. Foto: (Dok PPI Jerman-PPI Dunia)
Peserta IPS 2023 dari Indonesia M Aldo Farizky setelah memimpin mahasiswa Indonesia menari Maumere (paling kanan), bersama Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno (paling kiri), anggota Parlemen Jerman Manfred Todtenhausen (dua dari kanan) serta stafnya. Foto: (Dok PPI Jerman-PPI Dunia)
Mantan anggota Parlemen Jerman Alexander Kulitz (ketiga dari kiri) bersama penerima beasiswa IPS dari Indonesia. Pada tahun ini, peserta Indonesia berjumlah 5 orang. Salah satunya adalah Dimas Fakhri Arsaputra, Ketua Umum PPI Jerman 2022/2023. Program ini baru dibuka untuk peserta Indonesia pada tahun 2021. Foto: (Dok PPI Jerman-PPI Dunia)
Dari kiri ke kanan: Izzi Affandi, Raffi Taqiyyuddin (Anggota PPI Jerman), Reza Khasbullah (Ketua Umum IPS Indonesien-Brucke), Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, Presiden Bundestag Barbel Bas, Peserta IPS dari Indonesia Carlos Owen-Dimas Fakhri Arsaputra-Ragil Mutaqin. Hingga saat ini terdapat 10 orang peserta IPS dari Indonesia yang tergabung dalam Grup alumni IPS Indonesien-BrΓΌcke. Acara ini dihadiri tidak hanya oleh para peserta IPS, Alumni IPS dan Anggota Parlemen Jerman serta stafnya, akan tetapi para Duta Besar dari negara peserta pun hadir. Foto: (Dok PPI Jerman-PPI Dunia)