Jakarta - Hewan-hewan mirip pokemon ini ternyata hidup di Samudra Hindia hingga Samudra Pasifik, mulai dari Indonesia sampai Vanuatu. Begini potret dan bahayanya.
Potret Pokemon di Laut, Si Lucu yang Simpan Racun

Thecacera pacifica kerap disamakan dengan pokemon karena warna kuning hitam serta perut yang terkesan fluffy. Bagian ceratanya juga kebiruan, seorah-olah akan mengeluarkan listrik seperti Pikachu. Tidak heran, siput laut (nudibranch) ini punya julukan Pikachu nudibranch atau siput laut Pikachu. Foto: nudibranch.org
Thecacera pacifica alias siput laut Pikachu ditemukan di Samudra Hindia dan barat Samudra Pasifik, termasuk di perairan Indonesia.Foto: Nick Hobgood via Wikimedia Commons
Kelinci laut (Jorunna parva) adalah spesies siput laut tanpa cangkang (nudribranch). Sea bunny atau kelinci laut berwarna mulai dari putih, hijau mint, sampai kuning, seperti Pikachu sungguhan. Spesies nudibranch ini panjangnya sekitar 2 cm, seperti dikutip dari The Dodo.Β Foto: John Turnbull
Meskipun menggemaskan, jangan pegang sea bunny saat menemukannya. Sebab, siput laut ini sangat beracun. Racunnya ia serap dari makhluk hidup yang dimakannya, seperti sponge beracun.Β Foto: Gymnodoris sp (Rickard Zerpe via Wikimedia Commons)
Glaucus atlanticus dikenal juga dengan nama naga biru dan malaikat biru. Hewan ini juga termasuk spesies siput laut tidak bercangkang atau nudibranch. Dikutip dari Oceana, hewan kecil sepanjang 3 cm ini hidup mengambang dengan kantong gas di perut, yang menyimpan gelembung udara dari sekitar.Β Foto: Sylke Rohrlach via Wikimedia Commons
Warna biru di punggungnya adalah alat kamuflase bertahan hidup agar tersamarkan dengan warna permukaan laut. Sementara itu, warna abu-abu di perut membuat Blue Glaucus tersamar dari musuh dan mangsa yang melihatnya dari bawah laut.Warna biru di punggungnya adalah alat kamuflase bertahan hidup agar tersamarkan dengan warna permukaan laut. Sementara itu, warna abu-abu di perut membuat Blue Glaucus tersamar dari musuh dan mangsa yang melihatnya dari bawah laut. Foto: Taro Taylor via Wikimedia Commons
Glaucus atlanticus bisa mengambang terbalik dengan menggunakan kantong gas di perutnya, dikutip dari ATI. Saat mengambang, kaki-kaki kecilnya menangkap hydrozoa beracun Portuguese Man Oβwar (Physalia physalis) yang mirip ubur-ubur. Ia lalu makan dengan rahangnya yang kuat dan gigi setajam jarum. Jika tidak ada makanan, Glaucus atlanticus akan makan sesamanya atau berpraktik kanibalisme. Foto: Brett Ortler
Glaucus atlanticus, seperti kebanyakan siput laut berwarna cerah atau neon lainnya, berbahaya karena menyerap racun hewan makanannya. Racun itu dipusatkan di dalam badannya, lalu dilepaskan dengan sengat yang lebih kuat dari ubur-ubur makanannya. Manusia yang tidak hati-hati di pantai bisa tersengat. Foto: Ronald Flipphi via Wikimedia Commons