Jakarta - Fosil jejak dinosaurus adalah bukti tak langsung kehidupan purba. Jejak kaki, langkah, liang, galian, dan bekas gigitan memberi info perilaku kehidupan purba.
Foto Edu
Potret Jejak Dinosaurus di Penjuru Dunia

Jejak-jejak kaki Brachisaurus saat berjalan di kawasan tambang batu Oberdorf (Lommiswil), Solothurn, Swiss. Dinosaurus herbivora ini diperkirakan suka makan tumbuhan yang tumbuh tinggi seperti pohon, dikutip dari laman Natural History Museum.Β Foto: Criusha via Wikimedia Commons
Jejak kaki dinosaurus di bantalan sungai Ntumbe, kawasan perburuan Chewore, Zimbabwe Utara. Diperkirakan, fosil jejak langkah karnivora Allosaurus serta herbivora Brachiosaurus di situs sebelahnya terbentuk dan terawetkan setelah menginjak lumpur yang mengering di perairan atau rawa pedalaman setempat, dikutip dari laman Zim Field Guide.
Jejak kaki tersebut diperkirakan terbentuk di atas lumpur pasir berbutir halus. Air di atasnya meengering, lalu meninggalkan bekas injakan yang terlihat seperti hari ini. Panas hebat di awal periode Cretaceous memungkinkan jejak itu mengeras cepat. Sedimentasi selama jutaan tahun membuatnya tertutup lumpur, lalu terungkap lagi saat terjadi erosi sungai. Foto: David1701944 via Wikimedia Commons
Jejak Iguanodon di atas Jurassic Limestone, Gunung Kugitangtau, Hodhsapil, Turkmenistan. Iguanodon umumnya punya jempol tajam, diperkirakan untuk menangkis predator, seperti dikutip dari laman National History Museum.Β Foto: Klaus SchΓΆnitzer via Wikimedia Commons
325 jejak kaki dari 37 dinosaurus di atas batu pasir kuarsa dari era Creataceous di Dinosaurus Ridge, Denver, Colorado, Amerika Serikat. Jejak kaki ini tersebar di struktur miring di Dakota Sandstone (dari zaman Kapur Bawah), dari daratan dekat antai ke intertidal hingga deposit batu pasir kuarsa laut dangkal.
Jejak kaki tiga yang lebih ramping diperkirakan sebagai jejak kaki dinosaurus theropoda. Warna gelap di jejak dinosaurus ini tidak alami, melainkan tambahan arang agar lebih jelas tetapi tidak merusak jejak purbanya, seperti dijelaskan James St John, geolog dan paleontolog dari Ohio State University, Kampus Newark AS di Wikimedia Commons. Foto: James St John via Wikimedia Commons
Umumnya, jejak kaki besar, lebar, jari tiga di area 'Cretaceous 470' ini adalah jejak Caririchnium leonardii, yaitu jejak dinosaurus jenis iguanodontid (besar, berahang panjang, herbivora). Lokasinya di sebelah jalan tol modern Interstate 470 alias Dinosaur Freeway. Kawasan ini menjadi bagian rangkaian Situs Dinosaurus Megatrack dengan jejak di Wester Interior Seaway dan tepi timur Pegunungan Rocky.
Pelapukan beku-cair merusak jejak dinosaurus ini. Untuk itu, struktur atap singkap diupayakan berdiri untuk melindungi jejak purba ini. Foto: James St John via Wikimedia Commons
Lebih dari 1.000 jejak kaki dinosaurus 'berjalan' sepanjang 5 km di stus Las Sereas, dari Quintanilla de las ViΓ±as hingga Mambrillas de Lara, di Burgos, Spanyol. Foto: Angel M Felicisimo via Wikimedia Commons
Jejak-jejak berusia 144 juta tahun lalu tersebut kebanyakan adalah sauropoda. Jejaknya ditemukan di 14 singkapan batu, seperti dijelaskan Angel M Felicisimo, dosen Centro Universitario de MΓ©rida, Universidad de Extremadura, Merida, Spanyol dalam Wikimedia Commons.
Sauropoda adalah kelompok dinosaurus raksasa berleher sangat panjang, ekor panjang yang mengimbangi leher, kepala yang kecil, kaki tebal seperti pilar, dan gigi pasak. Foto: Angel M Felicisimo via Wikimedia Commons
Lebih dari 400 jejak kaki ditemukan di cagar alam Lembah Shirkent, Tajikistan. Ada 3 situs jejak dinosaurus di lembah ini, Shirkent-1, Shirkent-2, dan Kharhus. Temuan ini diabadikan di prangko Tajikistan, seperti dikutip dari laman Paleophilatelie.
Dinosaurus Shirkent-2 diperkirakan berjalan di atas 2 kaki. Sementara itu, puluhan jejak di Kharkus diperkirakan dari dinosaurus raksasa tiga jari. Ukurannya lebih dari 70 cm x 60 cm, kedalamannya sampai 10 cm. Di dasar laut dekat situs tersebut, ditemukan fosil moluska laut dan jejak gelombang laut raksasa. Foto: Adam Harangozo via Wikimedia Commons
Situs Shirkent-1 ditemukan pada 1963 oleh geolog Tajikistan, Sergey Zakharov dan Firdavs Khakimov saat studi batuan Cretaceaous di sana. Menurut paleontolog Rusia, Andrey Sennikov dari Institut Paleontologi, Akademi Sains Rusia, jejak kaki tersbeut milik Therizinosaurus. Dinosaurus jenis ini berbadan kecil hingga raksasa, umumnya herbivora.
Jejaknya diberi nama ilmiah (ichnotaxon) Maropodosaurus gravis atau kadal berkaki besar dan berat. Ukuan rata-ratanya 53 cm x 29 cm, kedalaman jejak 3-5 cm, jarak antarkaki 75 cm. Jejak dinosaurus itu terbuat saat berjalan di atas lumpur di garis pantai. Fosil gastropoda laut di situs yang sama menegaskan bahwa jejak ini terbuat di daerah pesisir pada masanya. Foto: Adam Harangozo via Wikimedia Commons
Jejak kaki dinosaurus Theropoda dari Tambang Batubara Sungai Smoky, Formasi Gates, Grande Cache, Alberta, Kanada. Lempengan dari tambang ini kini dipajang di Museum Royal Tyrrell, Alberta, Kanada.
Theropoda adalah klas dinosaurus dua kaki berjari tiga, umumnya karnivora, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica. Keturunannya kadang juga jadi herbivora, omnivora, dan insektivora. Foto: Etemenanki3 via Wikimedia Commons
Lebih dari 5.000 jejak kaki dinosaurus berada di tebing batu kapur situs paleontologi Cal Orck'o, Bolivia. Kawasan ini semula lahan perusahaan semen lokal Francesca pada 1985, dikutip dari Business Insider.
Jejak ini ditemukan pada 1994 di area vertikal setinggi 99 meter dan luas 25.000 meter persegi, dengan kemiringan 70 derajat. Pergerakan lempeng tektonik membuat dasar danau kuno ini menjadi berdiri miring, dikutip dari Geology In. Foto: Jerry Dakin via Wikimedia Commons
Β Kawasan ini kini jadi Cretaceous Park dengan replika dinosaurus di area masuk. Diperkirakan, jejak ini dibuat triceratops cula tiga, titannosaurus yang sangat besar, dan bayi-bayi dinosaurus karnivora alosaurus. Jejak langkah dinosaurus di batuan ngarai Cal Orck'o, Bolivia berusia 68 juta tahun, dari periode Cretaceous Atas.
"Sekitar 68 juta tahun lalu, letusan sangat besar dari gunung api melontarkan jutaan meter kubik abu ke angkasa. Saat jatuh ke jejak kaki yang baru dibuat, abu vulkanik membentuk lapisan tebal yang melindunginya dari erosi aeolik dan pluvial. Jika tidak, jejak kaki dinosaurus itu akan terhapus dalam hitungan jam," kata Klaus Schutt, penemu jejak ini, seperti dikutip dari situs Konvensi Warisan Dunia UNESCO.Foto: Jerry Dakin via Wikimedia Commons