Jakarta - Anggrek menjadi salah satu koleksi kenamaan di Kebun Raya Bogor. Koleksi ini dirintis sebelum Indonesia merdeka.
Foto detikEdu
Koleksi Anggrek di Kebun Raya Bogor, Dirintis sejak Zaman Hindia Belanda

Analis Perkebunrayaan Madya di Kebun Raya Bogor, Sofi Mursidawati MSc menuturkan, koleksi anggrek alam dataran rendah Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan salah satu yang terlengkap di Indonesia.
"Salah satu yang terlengkap di Indonesia. Yang pengkoleksian nya sudah dirintis sejak zaman Belanda," ucapnya pada detikEdu. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Menjadi salah satu pusat penyebaran anggrek di dunia, sambung Sofi, anggrek Indonesia pada awal penemuannya menjadi referensi bagi lahirnya penemuan dasar ilmu-ilmu taksonomi anggrek maupun industri hortikultura (budidaya tanaman kebun).
Taksonomi adalah cabang ilmu biologi yang menelaah penamaan, perincian, dan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan sifatnya. Kelompok klasifikasinya disebut takson, atau taksa dalam bentuk jamak. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Data koleksi di kebun raya, dalam hal ini terkait anggrek, harus selalu dimutakhirkan (update)sesuai perkembangan anggrek yang dinamis secara global.
"Selain jumlahnya salah satu yg terbanyak di dunia, anggrek Indonesia dikenal unik sehingga potensi ditemukannya spesies baru masih cukup besar. Dan, konsekuensinya akan menjadi acuan bagi temuan-temuan selanjutnya," jelas Sofi. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Sementara pengelolaan koleksi ilmiah meliputi pemeliharaan label koleksi dan data asal-usul koleksi. Data ini penting karena menjadi acuan/referensi bagi identifikasi temuan spesies baru maupun pengelompokannya dalam klasifikasi botani anggrek secara regional maupun global. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu Β
Ia menjelaskan, pada praktiknya, identifikasi terhadap anggrek dilakukan melalui kegiatan monitoring terhadap anggrek yang berbunga. Sebab, hanya lewat bunga, anggrek dapat diidentifikasi atau dibedakan satu dengan lainnya.
"Sementara ilmu peranggrekan di dunia dikenal sangat dinamis karena cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi, yang kini sudah memakai DNA sebagai dasar penamaan suatu species," kata Sofi. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Di Kebun Raya Bogor sendiri, sambung Sofi, tiap koleksi anggreknya unik baik dari bentuk, ukuran perawakan, maupun bunga. Anggrek raksasa, contohnya, mencapai 1 meter, 100 lebih kuntum bunga, dengan bobot hingga 1 ton. Sementara itu, ada juga anggrek yang ukuran bunganya kurang dari 1 mm. Foto: Calanthe triplicata atau anggrek Natal. Trisna Wulandari/detikEdu
Sofi menjelaskan, species dengan anggota terbesar seperti Dendrobium dan Bulbophyllum kerap menjadi objek penelitian. Sebab, genus ini berpotensi taksonomi dalam hal penamaan, klasifikasi ilmiah, atau temuan spesies baru.
"Saking banyaknya anggota genus ini menyebabkan pengelompokannya kerap dikaji ulang. Apalagi setelah penamaan berdasarkan DNA," tuturnya. Foto: Dendrobium capra (Wikimedia commons)
Sementara Phalaenopsis, Vanda, dan Dendrobium, sambungnya, banyak dijadikan objek untuk penelitian. Sebab, genus (marga) ini berpotensi jadi tanaman hortikultura (tanaman budidaya kebun) atau potensi bioprospecting lainnya. Foto: Phalaenopsis cornu-cervi. (Trisna Wulandari/detikEdu)
Pengelolaan harian rutin bagi anggrek di Kebun Raya Bogor ini serupa dengan nursery lainnya. Tahapnya meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan, dan pembersihan gulma . Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Khusus Rumah Kaca Anggrek, kata Sofi, sementara ini dibuka untuk penelitian anggrek dengan seizin pengelola.
"Khusus untuk pengunjung umum untuk tujuan edukasi diarahkan ke rumah display Griya Anggrek. Ini sudah dilengkapi dengan panel informasi tentang konservasi anggrek," pungkasnya. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu