Jakarta - Masuk masa pensiun, Nurhani Tawan terus serius mengabdikan diri di SDN 008 Tanjung Palas Timur, Kaltara agar siswanya senang belajar membaca dan paham maknanya.
Foto detikEdu
Potret Bu Guru Hani, Semangat Mengajar Jelang Pensiun

Ini tahun terakhir Nurhani Tawan, SPd mengajar di SDN 008 Tanjung Palas Timur, Desa Binai, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara setelah mengabdi lebih dari 30 tahun sebagai guru. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Kendati tahun depan sudah pensiun, Hani masih bersemangat dan serius mencoba asesmen diagnostik pada siswa-siswa kelas 1. Asesmen diagnostik adalah asesmen untuk melihat kompetensi seorang siswa, agar pembelajaran disampaikan sesuai dengan kompetensi dan kondisi sang anak.Β Foto: Trisna Wulandari/detikEduΒ
Dengan kertas-kertas bertuliskan huruf A hingga Z, Hani mengecek kembali kecakapan Muel, salah satu siswanya. Muel kini sedang di tahap mempelajari huruf-huruf.Β Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Setelah dicek, Muel diajak Hani menyusun puzzle huruf warna-warni agar berurutan A-Z. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Sementara Muel mengerjakan puzzle, teman-temannya yang kini sedang di tahap mempelajari kata pun serius mengerjakan tugasnya sendiri.Β Foto: Trisna Wulandari/detikEduΒ
Bawe contohnya, mencoba menulis satu kalimat penuh dari big book berupa buku cerita satu keluarga. Ia mendapat kalimat 'Adik suka mewarnai' dari kotak undian yang Hani siapkan. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Kertas-kertas berperekat itu ada dua lembar, lembar pertama berisi nama dan identitas siswa, lembar kedua bertuliskan tugas menulis kalimat. Kertas ini serupa slide Power Point (PPT), tetapi versi analog bagi anak-anak untuk 'presentasi' kecakapan menulisnya. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
"Awalnya dibacakan big book, lalu ditanyakan pemahaman dan pemaknaannya. Lalu mereka mengambil kalimat (undian). Kalimat itu dibaca, lalu yang sudah dibaca coba ditulis," tutur Hani pada detikEdu, Rabu (12/4/2023). Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Proses yang Hani lakukan memungkinkan Bawe dan kawan-kawan belajar menulis kalimat dan Muel menyusun puzzle huruf inilah yang disebut pembelajaran berdiferensiasi, yaitu proses pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan tiap murid. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Hani dan rekan-rekan belajar asesmen diagnostik dan pembelajaran berdiferensiasi sejak 2017. Pelatihannya difasilitasi pemerintah daerah dan didukung INOVASI, kemitraan Indonesia dan Australia untuk percepatan peningkatan literasi, numerasi, dan karakter siswa. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Kelak, praktik mengakomodasi kebutuhan belajar anak yang Hani lakukan rupanya selaras dengan konsep Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek. Sementara Bawe mulai belajar kata, Hani memastikan Muel tidak berkecil hati masih belajar huruf. Pencapaian Muel menyelesaikan puzzle A-Z dihadiahi pujian dan tos dengan sang guru. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Setelah rampung, ia dipersilakan kembali ke meja untuk mencoba menuliskan huruf-huruf yang sudah disusun. Lalu, Muel juga diajak mengeja huruf A sampai Z yang sudah ditulisnya hingga paham. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Sementara Muel menulis huruf di meja, Hani mengecek hasil tulisan Bawe dan kawan-kawan. Ada yang masih keliru satu-dua huruf, ada yang menggunakan huruf kapital di tengah kalimat, ada juga yang sudah rapi menulis dengan baik dan benar sesuai EYD. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Jika masih ada yang keliru, sang siswa diberi tahu apa yang perlu diperbaiki dan diingat kembali. Setelah diingatkan, sang siswa boleh mengambil buku bacaan anak di sudut kelas. Foto: Trisna Wulandari/detikEduΒ
Buku yang disediakan sekolah dengan dana BOS dan BOSDA adalah buku bacaan berjenjang. Buku cerita bergambar ini punya kode A sampai F, dengan masing-masing kode terdiri dari 5 jenis buku.Β Anak-anak yang sudah mahir membaca buku A-1 dapat lanjut membaca buku A-2, begitu seterusnya. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Buku bacaan anak yang disediakan juga dekat dengan budaya setempat, seperti buku Topi Jena, topi tanda berduka orang Dayak Kenyah Lepo Ke'. Sambil belajar membaca, anak juga berkesempatan mempelajari hal-hal yang dekat dengan kehidupannya sehari-hari. Foto: INOVASI
Usai membaca, siswa juga diajak maju ke depan untuk membaca tulisannya. Siswa yang sudah membaca hasil tulisannya di depan kelas juga diapresiasiΒ temannya dengan tepuk tangan dan tos. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Rampung belajar, siswa Hani pun menyanyikan lagu Guruku Tersayang bersama-sama sebelum pulang. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Bawe, Muel, dan kawan-kawan pun berdoa bersama, dipimpin Elo sang ketua kelas. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Sebelum keluar kelas, para siswa mengabsensi diri sendiri di papan absensi kejujuran. Tangkai bertuliskan nama-nama mereka dibalik sebagai tanda pulang sekolah. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Inilah salah satu hari di tahun terakhir Hani mengajar anak-anak SDN 008 Tanjung Palas Timur. Kendati lelah mengajar anak-anak kelas bawah, baginya "senang melihat mereka pandai membaca, dari huruf ke kata, kata jadi kalimat. Lalu bisa membaca buku," pungkasnya tersenyum. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu