Jakarta - Festival Lentera digelar sebagai bagian perayaan Tahun Baru Imlek. Berikut asal-usul dan tradisinya.
Potret Festival Lentera, Perayaan Tahun Baru Imlek

Festival Lentera dirayakan setiap tanggal 15 di bulan pertama (Yuan) dari kalender lunar. Festival ini menandai bulan purnama pertama dari Tahun Baru Imlek dan pengakhir perayaan Tahun Baru Imlek. Foto: Dmity Berdnyk/Unsplash
Festival Lentera atau Festival Yuan Xiao adalah perayaan hari libur di China dan negara-negara Asia untuk menghormati almarhum nenek moyang. Festival ini juga mengandung pesan perdamaian, menjalin hubungan kembali, dan pengampunan, dikutip dari Encyclopaedia Britannica. Foto: Joyce Wu/Unsplash
Saat perayaan Festival Lentera, rumah-rumah dihiasi dengan lentera warna-warni. Lentera tersebut kerap bertuliskan teka-teki di atasnya. Anak yang berhasil menjawab akan dapat hadiah. Foto: Hiep Duong/Unsplash
Perayaan Festival Lentera juga berisi tarian barongsai dan naga, parade, dan kembang api. Foto: Jacob Buchavve/Unsplash
Bola nasi ketan kecil-kecil berisi buah-buahan dan kacang-kacangan ( yuanxiao atau tangyuan) menjadi penganan selama festival. Makanan berbentuk bulat melambangkan keutuhan dan persatuan dalam keluarga. Foto: Freepik
Festival Lentera diperkirakan berasal dari Dinasti Han (206 SM -220 M). Saat itu, biksu Buddha menyalakan lentera pada hari ke 15 tahun lunar untuk menghormati Buddha. Kebiasaan ini lalu menyebar ke rakyat China dan bagian lain di Asia.
Legenda Kaisar Giok (You Di) juga disebut sebagai asal-usul Festival Lentera. Ia dikisahkan marah di sebuah kota yang membunuh angsanya. Foto: Martin Woortman/Unsplash
Kaisar Giok berencana untuk menghancurkan kota dengan api. Tahu rencana ini, seorang peri menyarankan orang-orang untuk menyalakan menyalakan lentera di seluruh kota pada hari serangan. Foto: Note Thanun/Wikimedia Commons
Kaisar Giok yang berangkat menuju kota melihat cahaya-cahaya lentera dari kejauhan, menganggap kota itu sudah dilalap api. Foto: Marufish/Wikimedia Commons
Alhasil, kota itu terhindar dari serangan Kaisar. Sebagai rasa syukur, orang-orang terus memperingati malam tersebut setiap tahun dengan menyalakan lentera warna-warni di seluruh kota. Foto: Norbert Braun