14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia

14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia

- detikEdu
Sabtu, 24 Des 2022 20:00 WIB

Jakarta - Hewan punya cara masing-masing untuk bertahan hidup di tempat-tempat ekstrem di dunia. Begini tempat ekstrem di dunia dan kehidupan di dalamnya.

Lautan es di Samudra Arktik.

Lingkungan dingin ekstrem yang terkenal tidak lain ada di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Suhu rata-rata di musim dingin Kutub utara mencapai -40C, sementara Kutub Selatan bahkan sampai -76C. Selama hampir enam bulan tersebut, kedua lokasi ini gelap karena tidak ada sinar matahari, seperti dikutip dari Google Arts & Culture. Foto: Brocken Inaglory/Wikimedia Commons

Penguin kaisar

Penguin kaisar, yang hanya ditemukan di Kutub Selatan, berkerumun bersama untuk menghangatkan diri. Namun karena sudah beradaptasi dengan suhu kutub, kadang mereka berubah posisi karena kepanasan! Foto:  Michael Van Woert, NOAA NESDIS, ORA/Wikimedia Commons

Anak beruang kutub.

Beruang kutub, yang tinggal di Kutub Utara, memiliki kulit hitam sehingga menyerap lebih banyak sinar matahari. Sementara itu, lemak tebal dan cakar lebar mencegah beruang kutub tenggelam di lapisan salju yang tebal. Foto: U.S. Fish and Wildlife Service/Wikimedia Commons

Beruang kutub.

 Namun saat musim panas, matahari di Arktik bersinar 24 jam. Suhu di Kutub Utara naik jadi 0C. Agar tak kepanasan, beruang kutub merontokkan bulunya. Foto: Gregory "Slobordr Smith/Wikimedia Commons

Gurun Putih, Mesir.
Sementara itu di gurun, udara sangat panas dan kering. Hujan di gurun turun kurang dari 25,4 cm per tahun, kadang malah tidak hujan bertahun-tahun. Suhu siang hari lebih dari 37,8C, tetapi saat malam turun drastis ke -3,8C, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica. Foto: © Vyacheslav Argenberg/Wikimedia Commons
Anak rubah gurun keluar dari liangnya.
Hewan-hewan gurun pun bertahan hidup dengan hidup di liang dan terowongan yang mereka gali di bawah permukaan gurun. Suhu di liang gurun lebih stabil, hewan-hewan gurun pun bisa bersembunyi dari predator dan beristirahat. Foto: Sumeet Moghe/Wikimedia Commons
Unta menyimpan lemak di punuknya sebagai cadangan energi saat makanan susah ditemukan di gurun. Seekor unta bisa hidup seminggu tanpa air dan berbulan-bulan tanpa makan.
Unta menyimpan lemak di punuknya sebagai cadangan energi saat makanan susah ditemukan di gurun. Seekor unta bisa hidup seminggu tanpa air dan berbulan-bulan tanpa makan. Foto: SheroBaloch/Wikimedia Commons
Mata, telinga, dan lubang hidung unta juga sudah berevolusi untuk menahan pasir gurun yang tertiup angin.
Mata, telinga, dan lubang hidung unta juga sudah berevolusi untuk menahan pasir yang tertiup angin. Foto: Ltshears/Wikimedia Commons
Burung gurun Cactus Wren.
Sementara itu, burung gurun punya badan yang hanya sedikit berkeringat dan bisa beraktivitas dengan menghabiskan sedikit energi. Bulu-bulu burung gurun biasanya lebih pucat sehingga menyerap lebih sedikit panas. Warna bulu ini juga menyamarkannya dari pemangsa. Foto: Alan Vernon/Wikimedia Commons
Meerkat
Ada jadwal aktif tertentu bagi hewan gurun. Meerkat umumnya aktif di pagi buta dan di sore hari, saat matahari tidak terlalu terik. Ada juga burung yang aktif di siang hari, tetapi berteduh di bawah pohon dan tempat lainnya untuk istirahat. Foto: H. Zell/Wikimedia Commons
Laut dalam
Sementara itu di laut dalam, suhu rata-rata laut dalam mencapai 1,1 C. Kondisinya gelap total karena laut di kedalaman lebih dari 1.828 m ini tidak bisa ditembus cahaya matahari. Foto: NOAA Office of Ocean Exploration and Research, Deep-Sea Symphony: Exploring the Musicians Seamounts
Ubur-ubur yang bisa mengeluarkan cahaya sendiri atau ubur-ubur bioluminescent.
Banyak hewan di laut dalam bisa menghasilkan cahaya sendiri dari sel di kulit. Cahayanya disebut bioluminesensi. Cahaya hewan laut dalam ini membantu mereka bergerak di dalam laut, menarik pasangan, dan menakut-nakuti predator, seperti dikutip dari Britannica Kids. Foto: Alexandpilat/Wikimedia Commons
Belut Gulper
Sementara itu, belut Gulper bisa melebarkan mulutnya sangat lebar untuk memakan apapun yang datang. Sebab, makanan relatif lebih sulit di laut dalam ketimbang di laut dangkal. Seekor belut Gulper bisa makan ikan yang jauh lebih besar darinya karena mulut lebar tersebut. Foto: David Shale/Wikimedia Commons
Hiu gajah di laut dalam.
Sebagai ganti kurangnya mangsa atau makanan, ada bangkai ikan atau mamalia laut besar yang jatuh di laut dalam. Ada juga salju laut, yaitu partikel serpihan hewan mati, kotoran hewan, bakteri, dan potongan tanaman laut mati. Salju laut ini jadi santapan banyak hewan laut dalam. Foto: Fir0002/Wikimedia Commons
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia
14 Potret Kehidupan Hewan di Tempat Ekstrem Dunia

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT