Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof Stella Christie beberkan studi tentang cara terbaik untuk anak belajar. Studi ini dilakukan oleh rekannya yakni peneliti Profesor Virginia Deloach.
Studi tersebut melakukan eksperimen kepada tiga kelompok orang tua yang mengajari anak-anak berusia 1 tahun tentang daftar kata. Kelompok orang tua pertama mengajari anak-anak secara langsung.
Selanjutnya kelompok kedua menggunakan video Baby Einstein yang mengajarkan daftar kata dengan didampingi orang tua. Ketiga, anak hanya diminta belajar menggunakan video.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa tebakanmu? Hanya menonton video atau video plus orang tua? Hampir semua orang menjawab video plus orang tua, karena keduanya ada. Jelas sekali, tapi kalian semua salah," kata Prof Stella dalam acara dalam pemaparan di acara 2025 International Symposium on ECD di Thamrin Nine, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025).
Belajar Langsung dari Orang Tua Jadi Metode Paling Baik
Pengajaran terbaik bagi anak adalah belajar secara langsung dari orang tua. Hal ini menurut Stella menjadi fakta sains yang sudah terbukti.
Ketika anak belajar langsung dari orang tua, proses interaksi sosial akan terjadi. Keterlibatan sosial inilah yang membuat pembelajaran menjadi lebih baik.
"Ketika hanya ada orang tua, orang tualah yang mengajukan pertanyaan, orang tua kemudian menanggapi anak secara langsung. Mungkin anak itu tampak bingung, anak tersebut tidak fokus (tapi) orang tua dapat langsung menanggapi hal itu," jelas Stella.
Stella menyarankan studi ini kerap 'menampar' banyak orang. Hal ini dikarenakan banyak orang tua merasa bersalah membiarkan anak belajar hanya dari video semata.
"Jadi jika Anda merasa bersalah karena hal ini terjadi di rumah, karena Anda membiarkan anak menonton daripada berbicara dengan Anda, Anda harus mengubah hal itu," sarannya.
Tak bisa dipungkiri bila keterlibatan sosial sangat penting untuk proses belajar anak. Memang, Stella tidak bisa menyebut menonton video untuk belajar adalah hal buruk.
Tetapi ketika belajar diiringi dengan interaksi, proses itu akan menjadi lebih bermakna. Hal inilah yang telah dibuktikan oleh penelitian.
Orang Tua Harus Percaya Anak
Stella mengajak orang tua untuk percaya dan tahu bila anak-anak memiliki kemampuan berpikir yang sangat baik. Ia juga mengajak agar orang tua memberikan peluang agar anak-anak bisa bertanya dan memiliki rasa ingin tahu.
"Bagaimana kita membuka peluang agar anak-anak kita yang memang sudah punya rasa ingin tahu, tetap ingin tahu dan ingin belajar. belajar sepanjang hayat atau bahasa Inggrisnya, learning to learn," bebernya.
Menurutnya, sering kali kemampuan seseorang sebenarnya tidak hanya bergantung pada usia. Tetapi, juga bergantung pada apa yang anak pelajari dari lingkungannya.
Rasa ingin tahu anak bisa diarahkan orang tua agar mereka bisa berpikir tentang pola dan struktur. Stella menyebut hampir setiap penemuan ilmiah di dunia terjadi karena para ilmuwan memahami kesamaan sebuah struktur.
"Jadi, hal-hal yang tampaknya sederhana mungkin jadi luar biasa. Ketika anak berusia dua tahun mampu melihat struktur dan kemudian mereka mampu menerapkannya, siapa tahu? Mereka mungkin menjadi ilmuwan suatu hari nanti. Bukan hanya ilmuwan tetapi juga inovator," tandas Stella.
(det/nwk)











































