Buku karya tim penulis yang satu ini menghadirkan sebuah kajian komprehensif mengenai isu pengasuhan anak, khususnya dalam konteks kekerasan domestik. Dibuka dengan data UNICEF (2020) bahwa hampir sepertiga populasi Indonesia adalah anak-anak, sehingga ada penegasan bahwa kualitas pengasuhan keluarga merupakan faktor krusial dalam menentukan masa depan generasi bangsa.
Beranjak data tersebut, buku ini juga membedah realitas gelap yang kerap tersembunyi di balik pagar rumah: kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran yang masih banyak terjadi dan berdampak panjang pada perkembangan anak.
Bab demi bab dalam buku ini dirancang sistematis, diawali pengantar mengenai pentingnya anak sebagai aset bangsa. Buku ini lalu memetakan hak-hak anak dalam keluarga, peran serta tanggung jawab orang tua, hingga membahas secara spesifik beragam bentuk kekerasan. Mulai dari kekerasan fisik (bab VI), emosional (bab VII), seksual (bab VIII), hingga penelantaran (bab IX), seluruhnya disertai dengan definisi, tanda-tanda, pelaku, serta dampak psikososial yang ditimbulkannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya, buku ini tidak berhenti pada identifikasi masalah. Para penulis juga menyuguhkan pendekatan edukatif yang bersifat preventif dan solutif. Misalnya dengan menekankan pentingnya komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, kesadaran tentang hak-hak anak, serta urgensi membangun pola asuh yang sehat dan penuh kasih sayang.
Dengan gaya bahasa yang lugas namun tetap bernuansa akademik, buku ini layak dibaca oleh guru, tenaga pendidik PAUD, dan tentu saja para orang tua yang ingin menjadikan rumahnya tempat paling aman dan mendidik bagi buah hati mereka.
Di bagian pertengahan buku, pembaca diajak menyelami dua bentuk kekerasan yang paling sering terjadi dalam lingkungan domestik: kekerasan fisik dan kekerasan emosional. Keduanya kerap terjadi dalam situasi yang dianggap 'biasa' oleh sebagian masyarakat, padahal berdampak sangat serius pada perkembangan anak.
Kekerasan fisik dijelaskan sebagai penggunaan kekuatan fisik yang menyebabkan cedera atau rasa sakit, baik disengaja maupun tidak. Dengan mengacu pada berbagai studi dan laporan global, buku ini mencatat bahwa hampir 22,6 persen orang dewasa di dunia mengaku pernah mengalami kekerasan fisik saat anak-anak. Setiap tahunnya, sekitar lima juta anak menjadi korban kekerasan fisik, dengan balita usia 0-3 tahun sebagai kelompok paling rentan. Ironisnya, pelakunya justru sering berasal dari lingkungan terdekat, termasuk orang tua sendiri, dan dilakukan atas nama disiplin atau pembentukan karakter.
Namun dampaknya jauh dari mendidik. Kekerasan fisik pada anak dapat menyebabkan trauma berkepanjangan, penurunan kepercayaan diri, gangguan kesehatan kronis, hingga perilaku agresif di kemudian hari. Buku ini secara cermat membedakan bentuk-bentuk kekerasan fisik dengan tindakan medis atau situasi darurat, agar tidak terjadi kekeliruan pemaknaan.
Sementara itu, kekerasan emosional merupakan bentuk kekerasan yang sering luput dari perhatian karena tidak meninggalkan luka fisik. Padahal efeknya justru dapat lebih membekas. Buku ini menyebut berbagai bentuk kekerasan emosional seperti penghinaan, ancaman, penolakan kasih sayang, hingga ejekan dan kritik yang menjatuhkan harga diri anak. Semua itu berdampak langsung pada pertumbuhan emosional dan sosial anak, bahkan bisa merusak masa depannya jika dibiarkan berlarut-larut.
Penulis menyampaikan bahwa kekerasan emosional sering kali dilakukan oleh orang dewasa yang mestinya menjadi pelindung. Riset yang dikutip dalam buku ini menunjukkan bahwa guru, anggota keluarga, hingga teman sebaya dapat menjadi pelaku kekerasan emosional yang merusak. Oleh karena itu, perlindungan terhadap anak tidak cukup dengan menjauhkan mereka dari kekerasan fisik, tetapi juga harus menjamin kenyamanan psikologis dan emosional mereka.
Bagian ini menjadi kekuatan penting dari buku Parenting Education. Para penulis tidak hanya menjelaskan konsep kekerasan secara teoretis, tetapi juga menempatkannya dalam konteks nyata masyarakat. Termasuk menyuarakan pentingnya deteksi dini, pencegahan, dan pendidikan publik untuk mengubah pola pikir yang masih permisif terhadap kekerasan sebagai alat didik. Sebuah kontribusi yang sangat relevan di tengah masih tingginya angka kekerasan pada anak di Indonesia.
Judul Buku: Parenting Education: Kekerasan pada Anak dan Dampaknya
Penulis: Prof Dr Hj Leli Halimah, MPd, Mirawati, MPd, Ayu Hopiani, MPd, Dr Ai Sutini, MPd.
Penerbit: Refika Aditama, Bandung
Tahun Terbit: Juni 2024 | 170 halaman | ISBN 978-623-503-024-1
*) Dr. Muhammad Sufyan Abdurrahman, Dosen Digital Public Relations Telkom University
(nwk/nwk)











































