Kompak! Pasutri Ini Dikukuhkan Bersama Jadi Guru Besar UGM

ADVERTISEMENT

Kompak! Pasutri Ini Dikukuhkan Bersama Jadi Guru Besar UGM

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 12 Nov 2025 15:30 WIB
Pasangan suami istri bersamaan dikukuhkan jadi Guru Besar UGM.
Pasangan suami istri bersamaan dikukuhkan jadi Guru Besar UGM. Foto: UGM
Jakarta -

Kekompakan pasangan suami istri (pasutri) ternyata tak cuma bisa dilakukan di rumah. Pasangan suami istri ini membuktikan bahwa kekompakan itu bisa juga dalam karier.

Prof Ir Budhijanto ST MT PhD IPM dan Prof Ir Wiratni ST MT PhD IPM contohnya. Mereka adalah pasangan suami-istri yang sama-sama baru dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sembunyikan kutipan teks

Wiratni dan Budhijan adalah dosen di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM. Mereka dikukuhkan bersamaan sebagai Guru Besar UGM pada Selasa (11/11/2025) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orasikan Kebermanfaatan Teknologi untuk Manusia

Dalam pidato pengukuhannya, kedua profesor ini menyoroti isu besar yang tengah dihadapi dunia yakni energi, pangan, dan lingkungan. Dengan pendekatan khas ilmu teknik kimia yang berpadu nilai kemanusiaan, mereka sepakat bahwa teknologi bermakna jika membawa manfaat bagi kehidupan.

ADVERTISEMENT

Dalam pidato berjudul "Humanitarian Bioprocess Engineering", Wiratni menekankan pentingnya membumikan ilmu teknik bioproses. Menurutnya ilmu tersebut tidak boleh hanya berhenti di laboratorium atau jurnal akademik.

Wiratni menyebut teknologi bioproses dapat mendukung transisi menuju Net Zero Emission lewat pemanfaatan sumber daya terbarukan. Namun, ia menegaskan keberhasilan teknologi juga bergantung pada kesadaran sosial masyarakat.

"Transisi menuju gaya hidup berkelanjutan memerlukan detoksifikasi sosial sebelum proses adopsi teknologi hijau diimplementasikan," ujarnya dikutip dari laman UGM, Rabu (12/11/2025).

Ia memberi saran agar para insinyur perlu berkolaborasi dengan ilmuwan sosial-humaniora. Hal itu untuk membuat solusi teknologi bisa diterima secara adil dan efektif di masyarakat.

"Konstruksi sosial adalah fondasi sebelum gedung teknologi tinggi dibangun," tegasnya.

Energi Bersih dan Industri Ramah Lingkungan

Adapun Budhijanto menyampaikan orasi bertajuk "Peran Teknik Reaksi Kimia dalam Energi Berkelanjutan dan Industri Ramah Lingkungan". Ia membahas bagaimana penguasaan teknik reaksi kimia menjadi kunci efisiensi industri modern.

Budhijanto mencontohkan hasil riset timnya tentang reaktor biogas berteknologi thermophilic anaerobic yang mampu meningkatkan produktivitas energi. Selain itu, hasil risetnya menghasilkan inovasi aerobic granular sludge reactor untuk mengolah limbah cair pabrik sawit agar lebih ramah lingkungan.

Menurutnya, transisi energi tidak sekadar mengganti bahan bakar fosil. Menurutnya, para peneliti juga perlu mengubah cara berpikir dalam mendesain proses industri.

"Teknik kimia berperan memastikan setiap reaksi menghasilkan manfaat optimal bagi manusia dan lingkungan," ujarnya.

Ilmu untuk Kehidupan

Kedua profesor ini menutup pidato pengukuhan dengan pesan yang sama. Mereka sepakat bahwa ilmu teknik tidak boleh berhenti pada teori, rumus, dan reaktor.

Ilmu harus hadir di tengah masyarakat dan memberi solusi nyata. Mereka berharap pengembangan teknik bioproses dan teknik reaksi kimia dapat memperkuat kemandirian energi, ketahanan pangan, dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.




(cyu/cyu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads