S1 Teknik Elektro Lalu S2-S3 Ekonomi, Begini Kiprah Menkeu Purbaya Pengganti Sri Mulyani

ADVERTISEMENT

S1 Teknik Elektro Lalu S2-S3 Ekonomi, Begini Kiprah Menkeu Purbaya Pengganti Sri Mulyani

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Selasa, 09 Sep 2025 07:30 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kedua kiri) didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri), Thomas A. M. Djiwandono (kedua kanan) dan Anggito Abimanyu (kanan) menyampaikan keterangan pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/9/2025). Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kedua kiri) menyampaikan keterangan pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto melakukan perombakan atau reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025) dengan mengganti 5 menteri. Salah satu menteri baru yang diangkat adalah Purbaya Yudhi Sadewa. Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini menggantikan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan.

Purbaya yang lahir di Bogor pada 1964 punya latar belakang yang unik. Jurusan sarjana yang diambilnya bukan ekonomi melainkan teknik elektro. Ia mendapatkan titel insinyur dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Lulus dari perguruan tinggi teknik terkemuka tersebut, Purbaya memilih karier profesional di industri minyak dan gas. Ia sempat menjadi Field Engineer di Schlumberger Overseas SA, sebuah perusahaan migas multinasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purbaya kemudian melanjutkan studi ke negeri Paman Sam. Ia tak meneruskan ke jurusan yang linear dengan gelar sarjana, tapi memilih bidang ekonomi di Purdue University. Di kampus yang terletak di Kota West Lafayette, Indiana itu Purbaya mendapatkan gelar Master of Science dan PhD dalam bidang ekonomi.

Ia kemudian bergabung dengan Danareksa Research Institute, lembaga riset ekonomi dan keuangan yang dimiliki oleh PT Danareksa, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kariernya dimulai dari ekonom senior hingga menjadi Chief Economist di lembaga riset tersebut. Selain itu, ia juga ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Danareksa Securities.

ADVERTISEMENT

Kiprahnya di pemerintahan dimulai pada 2010 sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus anggota Komite Ekonomi Nasional .

Pada saat Luhut Binsar Pandjaitan menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Purbaya menjadi Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia. Saat Luhut menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, ia pun ditunjuk menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi.

Purbaya pun ikut diboyong ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi (Juli 2016 - Mei 2018) dan kemudian Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi (Mei 2018-September 2020). Setelah itu, ia kemudian diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 58/M Tahun 2020 tanggal 3 September 2020.

Pengalaman 25 Tahun Jadi Ekonom, Purbaya Pede Jabat Menkeu

Usai dilantik Purbaya menyatakan dirinya memiliki pengalaman lebih dari dua dekade sebagai ekonom dan berhadapan dengan berbagai macam krisis. Pengalaman tersebut membuatnya percaya diri menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Ia pun optimistis dengan kondisi perekonomian Indonesia.

"Saya sudah 25 tahun jadi ekonom. 10 tahun lebih jadi think tank-nya SBY. 5 tahun jadi Komite Ekonomi Nasional. Berapa tahun di KSP. Terus membantu Pak Jokowi juga dalam mengatasi krisis 2020, COVID. Jadi saya di samping Pak Jokowi persis waktu itu," ungkap Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025) seperti dikutip dari detikFinance.

"Jadi kalau Anda tanya pengalaman saya, apakah saya cukup tahu? Amat tahu. Jadi Anda nggak usah khawatir. Optimis. Jadi masa depan kita akan cerah," lanjut Purbaya.

Ia juga menyatakan dirinya sudah sering turun tangan untuk menangkal berbagai krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, mulai dari 2008 hingga 2020.

"Jadi nggak usah khawatir. Pengalaman itu sudah kita kerjakan tahun 2021, 2020, 2015, 2008, 2009. Jadi anda nggak usah takut. Saya di sana pada waktu semua peristiwa itu," tegas Purbaya.

Menurutnya, Indonesia memiliki konsumsi dalam negeri yang kuat. Jika itu dikendalikan dengan baik maka pertumbuhan ekonomi juga bisa berjalan dengan baik.

"Domestic demand kita kuat. Asal kita kendalikan dengan baik, kita bisa tumbuh dengan baik. 90% domestic demand. Masa kita takut? Apalagi globalnya nggak Jelek-jelek amat sekarang," pungkas Purbaya.




(pal/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads