Bocah Viral 'Aura Farming' Pacu Jalur Belajar Tari Otodidak, Cita-cita Masuk TNI

ADVERTISEMENT

Bocah Viral 'Aura Farming' Pacu Jalur Belajar Tari Otodidak, Cita-cita Masuk TNI

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Rabu, 09 Jul 2025 09:00 WIB
Gubernur Riau Abdul Wahid dan Dikha saat menari pacu jalur. (Foto: Dok Raja Adil Siregar)
Foto: Dok Raja Adil Siregar
Jakarta -

Ini dia bocah viral 'aura farming' pacu jalur akhir-akhir ini: Rayyan Arkan Dikha. Usianya masih 11 tahun dan duduk di SD 013 Desa Pintu Gobang, Kari, Kuantan Singingi, Riau. Kemampuan menarinya dipelajari secara otodidak, tak pernah ikut les menari.

"Belajar otodidak saja nari kebiasaan di jalur (sampan). Bisa jadi besar nanti dia lanjutkan ayahnya jadi anak pacuan," ungkap sang ibunda, Rani Ridawati (36) pada Senin (7/7/2025) dilansir dari laman Pemprov Riau, dikutip Selasa (8/7/2025).

Meski tak ikut les menari dan hanya otodidak, kemampuan Dhika dipengaruhi oleh bakat dan lingkungan. Bakat Dhika tumbuh karena sang ayah, Jufriono (40) juga atlet pacu jalur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ayahnya atlet Pacu Jalur juga, adek ayahnya juga atlet. Ya keluarga besar memang atlet Pacu Jalur, ayahnya ini sudah main sejak dia masih remaja," kata Rani.

Selain bakat dan lingkungan yang mendukung, Dhika ternyata juga punya sifat rajin. Dhika rajin berlatih tari sepekan 3 kali saat jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo berpacu.

ADVERTISEMENT

"Ikut menari di jalur sudah 3 tahun terakhir ini. Kalau latihan sepekan 3 kali. Itu latihan waktu pacu," jelas Rani.

3 Tahun Jatuh-Bangun Latihan Menari Kini Senang

Keviralan yang dituai Dhika saat ini tak lepas dari aksi menanam. Pertama, tentulah menari tak semudah itu. Seperti siapapun yang berlatih apapun untuk pertama kali, pastilah ada proses jatuh-bangunnya.

"Pertama dulu takut, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang sudah enggak takut jatuh karena sudah terbiasa. Kan bisa renang," sambung anak kedua dari Rani Ridawati dan Jufriono ini.

Selama latihan, Dikha memang disiapkan khusus buat menari di bagian depan jalur. Ini beda sama tukang onjai yang posisinya di belakang dan biasanya usianya lebih dewasa.

Setelah viral, Dikha mengaku senang. Dia mengakui menari di jalur secara spontan.

"Perasaan senang, kalau menari itu spontan saja," terang Dikha.

Hasil latihan dan konsisten ikut menari di pacu jalur selama 3 tahun terakhir akhirnya menemukan momentumnya akhir Juni hingga awal Juli 2025.

Aksi bocah kelahiran 28 Desember 2014 yang masih bersekolah di SD 013 Desa Pintu Gobang, Kari, Kuantan Singingi ini tertangkap kamera kreator konten. Aksinya kemudian diedit sedemikian rupa, dengan filter velocity yang menambah atau melambatkan kecepatan, dan ditambahi back sound (lagu latar) Young Black & Rich dari Melly Mike. Dan boom! Dinilai sangat keren! Versi editan dengan sound ini ternyata viral dan banyak ditirukan bule-bule luar negeri sampe pemain klub sepakbola dunia seperti Paris Saint Germaine (PSG) dan hingga AC Milan dari Italia. Terbaru Wapres Gibran Rakabuming memposting aksi menirukan Dhika ini kendati menggunakan artificial intelligence (AI).

Dhika hanya melakukan tugasnya menari di ujung jalur atau sampan, dengan gerakan tarian-tarian Melayu. Tanpa bermaksud untuk terlihat keren. Nah, fenomena Dhika yang keren tanpa bermaksud terlihat keren itulah yang disebut dengan 'aura farming'.

Bercita-cita Masuk TNI

Dhika pun diharapkan orang tuanya mengikuti jejak ayahnya, menjadi atlet Pacu Jalur. Namun, cita-cita Dhika bukan menjadi atlet, melainkan masuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Bisa jadi nanti Dikha jadi atlet Pacu Jalur. Itu kan tradisi di Kuantan Singingi, sudah menjadi kehobian," jelas Rani.


"Cita-cita jadi tentara. Pacu Jalur tetap ya," imbuh Rani.

Dengan bangga Rani terus memantau putra keduanya saat menari di jalur. Dia juga berharap ada perhatian khusus dari pemerintah buat Pacu Jalur dan para atletnya.

"Harapannya ada untuk kemajuan Kuantan Singingi, ada fasilitas, pembinaan untuk para atlet dari pemerintah pusat. Harapan pusat ikut turun tangan. Sekarang Pacu Jalur sudah dikenal dunia. Kalau bisa arena pacu diperbaiki, tolong diberi perhatian khusus ke atlet-atlet dan anak-anak," harapnya.




(nwk/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads