Buku dan Pendidikan di New York

ADVERTISEMENT

Kolom Edu

Buku dan Pendidikan di New York

Prof Tjandra Yoga Aditama - detikEdu
Senin, 19 Mei 2025 09:30 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama
Foto: (Dokumentasi pribadi Tjandra Yoga Aditama)
New York City -

Selama dua pekan di bulan Mei 2025 ini saya berada di New York, Amerika Serikat. Hajat pertama dan utama adalah untuk menikahkan putri saya, yang Alhamdulillah sudah berjalan dengan khusuk dan lancar, insyaallah barokah.

Seperti biasa kalau ke luar negeri, saya selalu menyempatkan ke toko buku, dan kali ini Barnes & Noble menjadi tujuan. Toko buku ini sudah dibuka sejak 1917. Rak bukunya, seperti dalam foto saya ini, terlihat antik. Kini Barnes & Noble punya hampir 700 toko buku, ditambah ratusan lagi toko buku di dalam kampus.

Menarik sekali melihat toko buku di New York yang terus penuh pengunjung. Ini yang harus digalakkan di negara kita. Jangan sampai toko buku makin sedikit jumlahnya, dan makin sedikit juga pembelinya. Perpustakaan juga jadi pusat kunjungan warga lokal New York, yang pada dasarnya tergabung dalam "New York Public Library (NYPL)" di puluhan lokasi di kota ini dengan lebih 50 juta koleksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, majalah dan koran tetap banyak terbit dan dijumpai di New York, dalam bentuk fisik, bukan hanya digital. Di negara tetangga seperti Singapura juga tetap kita jumpai koran yang terbit cukup tebal. Sementara, di negara kita koran dan majalah cetak makin berkurang jumlahnya.

New York menyatakan dirinya sebagai tempat terbaik untuk keluarga mendapat pendidikan. Saya bertemu beberapa teman diaspora, dan salah satu alasan mereka hidup di New York dan di Amerika ini karena jaminan pendidikan yang bermutu tinggi untuk anak-anaknya, kini dan kelak.

ADVERTISEMENT

Kita kenal bus sekolah warna kuning yang kita lihat di film-film, dan memang banyak sekali berseliweran di seputar kota, termasuk di dekat apartemen sempat saya menginap di Brooklyn. Pemerintah setempat juga punya program khusus, seperti saya lihat pengumuman di area China Town New York bahwa biaya sekolah berbayar ("out of pocket costs") disubsidi, turun dari USD 55 per minggu menjadi hanya USD 5 saja.

Selain sistem sekolah 'biasa' sistem lain juga terjaga. Saya bertemu seorang diaspora yang anaknya pintar sekali. Jauh lebih cepat tangkapannya dari yang diajarkan di sekolah umum. Akhirnya Ibu anak ini 'menyekolahkan' anaknya di 'home school', di rumah saja tetapi dengan sistem yang terjaga baik, termasuk kapan ke taman, kapan ke museum dll. Anak ini setiap minggu membaca 50 buku. Ya benar, 50 buku dibaca setiap minggu oleh anak berusia 7 tahun.

Sebagai motivasi bagi generasi muda, ketika mengunjungi Natural History Museum New York saya membaca prasasti tulis Presiden Amerika Serikat 1901 - 1909, Theodore Roosevelt. Presiden Amerika Serikat ke-26 ini mengharapkan generasi muda Amerika idealis tetapi tetap praktis, dituliskan "keep your eyes on the stars and keep your feet on the ground".

*) Prof Tjandra Yoga Aditama

Penulis, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Adjunct Professor Griffith University Australia




(jat/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads