Sutradara 'Jumbo' Kasih Tips ke Pelajar: Tenang, Kita Takkan Kalah dari AI

ADVERTISEMENT

Sutradara 'Jumbo' Kasih Tips ke Pelajar: Tenang, Kita Takkan Kalah dari AI

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 15 Mei 2025 19:00 WIB
Ryan Adriandhy
Ryan Adriandhy. Foto: Putera Sampoerna Foundation
Jakarta -

Di tengah gempuran artificial intelligence (AI), banyak kreator seni yang was-was perannya akan tergantikan. Namun, kesuksesan film animasi Jumbo telah membuktikan bahwa AI takkan sepenuhnya mengalahkan kreativitas manusia.

Seperti dituturkan langsung oleh Sutradara film 'Jumbo' yakni Ryan Adriandhy. Kepada anak muda, Ryan berpesan untuk tak perlu khawatir dengan ancaman AI.

"Proses kreatif itu perlu internalisasi dari orang secara pengalaman, secara perasaan, secara logika. Harus sesuatu yang diserap, distrukturin, dijadikan sesuatu, kemudian dipresentasikan ulang," kata Ryan saat ditemui di Gedung A Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada Kamis (15/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AI Takkan Kalahkan Kreativitas Manusia

Ryan sangat yakin bahwa proses kreatif tak akan bisa dikalahkan AI. Ia menegaskan bahwa produk AI ada karena data dan konten yang dibuat manual oleh manusia.

"Kita gak bisa menyampaikan rasa dan koneksi dari perintah-perintah mesin. Kayak acara ini dibuka dengan tari tradisional, nggak bisa itu AI yang lakuin," katanya.

ADVERTISEMENT

Dengan yakin Ryan mengatakan dirinya tak takut dengan ancaman AI terhadap dunia animasi yang saat ini tengah membawa namanya naik daun. Sebaliknya, Ryan malah meragukan karya dari AI itu sendiri.

"Kalau untuk generatif sih saya masih meragukan dia bisa menggantikan proses pembuatan animasi utuh yang dibuat oleh manusia. Karena kan generative AI juga secara learningnya, datanya juga harus dibuat oleh manusia " ungkapnya.

Ryan kemudian memaparkan kasus penyalahgunaan AI secara etika. Contohnya pada kasus foto AI yang dapat menyerupai animasi Ghibli.

"Sehingga ini yang lebih perlu jelas secara etika seperti apa. Karena kalau misalnya itu kemudian dianggap sama dengan intellectual property yang hasil dari Ghibli-nya menurutku sangat tidak fair," kata Ryan.

Ancaman AI terhadap Dunia Animasi

Tak bisa dipungkiri anak muda yang bercita-cita menjadi animator kerap disepelekan oleh orang tua. Terlebih saat ini, animasi bisa diciptakan dengan mudah lewat AI.

Namun, Ryan lewat filmnya 'Jumbo' yang sukses membuktikan bahwa AI tak menjadikannya gagal dalam menggarap film tersebut. Bahkan, ia mengaku banyak anak-anak yang semakin yakin mau jadi animator juga.

"Untuk meyakinkan orang tua kalau mau masuk jurusan animasi tinggal kasih liat 'Jumbo' katanya. Jadi orang tuanya langsung ngerti 'oh mau bikin kayak gitu, yaudah boleh'," tuturnya.

Selain itu, ia yakin dengan suksesnya film 'Jumbo' akan membuka prospek lulusan pendidikan animasi semakin lebar. Ia berharap karyanya bisa menjadi inspirasi bagi pelajar dan anak muda.

"Kita pengen lagi punya film animasi seperti Jumbo yang lebih banyak, artinya nanti supply-nya juga akan nambah. Dari studio, dari PH, dari produser yang mana industri-nya akan bergerak, akan lebih dibutuhkan pekerja SDM," tuturnya.

Di akhir, Ryan kemudian memberikan tips dalam menyikapi ancaman AI, termasuk bagi siswa dan mahasiswa yang kini ramai memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas.

"Harus paham bahwa itu tidak bisa menggantikan kita. Jangan sampai itu membuat kita jadi malas," katanya.

Ia juga berpesan kepada para guru untuk memahami AI. Hal itu untuk memastikan bahwa proses belajar dapat tetap terjaga dan tidak menimbulkan plagiarisme hingga disinformasi.

"Dan AI nggak punya ruh. Jadi kalau anaknya ketagihan dan gurunya harus paham AI itu ngapain sih, prosesnya dia seperti apa," kata Ryan.




(cyu/cyu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads