Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan santri masih menjadi prioritas dalam rekrutmen Polri. Hal ini terlihat dalam jalur khusus santri yang telah dibuka tahun ini.
Sigit berharap, para santri yang lolos dalam jalur khusus ini memiliki karakter yang matang. Pihaknya mengatakan ingin memiliki polisi yang tidak hanya paham ilmu kepolisian, tapi juga karakter sehari-hari.
"Tentunya rekrutmen jalur santri ini menjadi salah satu program prioritas di Kepolisian, karena kita ingin punya polisi polisi yang tidak hanya paham tentang ilmu kepolisian, namun juga memiliki kematangan di dalam karakter kesehariannya," kata Sigit dalam detikNews dikutip Selasa (11/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan jika para santri telah dibekali pendidikan keimanan yang kuat. Oleh karena itu, Sigit berharap didikan ini membuat polisi berlatar belakang santri bisa lebih kuat menghadapi berbagai godaan dalam bertugas.
"Karena dibekali dengan iman yang kuat, sehingga pada saat menghadapi tantangan, godaan, semuanya bisa bertahan. Oleh karena itu, rekrutmen jalur santri tentunya menjadi hal yang harus kita lanjutkan," ujarnya.
Sigit kemudian menyampaikan apresiasi kepada Nahdlatul Ulama (NU) yang telah mendukung program ini. Dia mengapresiasi pondok pesantren yang mendorong santrinya untuk bergabung menjadi anggota kepolisian.
"Terima kasih, kami mendapatkan rekrutmen-rekrutmen baru, anggota-anggota Polri baru yang bisa kita tampilkan di masyarakat menjadi polisi polisi baik, terima kasih kepada rekan-rekan NU dan pondok pesantren yang telah mendorong dan menjadi anggota Polri," ujarnya.
Seperti diketahui, Polri telah membuka pendaftaran penerimaan anggota baru Tahun Anggaran 2025. Salah satu kelompok yang menjadi prioritas adalah para hafiz Al-Qur'an lulusan pondok pesantren.
"Merekrut polisi dari pondok pesantren memiliki beberapa keuntungan, antara lain pendidikan karakter pondok pesantren dikenal dengna pendidikan karakter yang kuat sehingga para santri diharapkan memiliki nilai-nilai moral dan etika yang baik," kata Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo, dalam laman Tribata News Polri dikutip Selasa (11/2/2025).
Dedi lalu menerangkan pondok pesantren mendidik para santri dengan disiplin yang ketat sehingga Polri berharap calon anggota dari santri bisa mengikuti aturan yang baik.
"Santri pondok pesantren terbiasa dengan disiplin yang kuat sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengikuti perintah dan prosedur dengan baik. Santri pondok pesantren biasanya terbiasa dengan lingkungan yang sederhana dan terbatas sehingga mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang baru," jelas Dedi.
Adapun jumlah penerimaan siswa berlatar pendidikan pesantren dan hafiz Al-Qur'an dari Tahun Anggaran 2021 hingga 2024 adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2021 sejumlah 84 orang (Bintara 83 orang, Tamtama 1 orang)
2. Tahun 2022 sejumlah 55 orang (Bintara 50 orang, Tamtama 5 orang)
3. Tahun 2023 sejumlah 74 orang (Bintara 61 orang, Tamtama 13 orang)
4. Tahun 2024 sejumlah 52 orang (Akpol 1 orang, Bintara 49 orang, Tamtama 2 orang)
(nir/nwk)