.webp)
Bukan hanya sebuah rangkaian huruf, kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Sebuah kata bisa menyakitkan bila disampaikan dengan cara yang tidak berhati-hati, terlebih jika dilakukan oleh orang terdekat.
Untuk itu, CEO Eduquip Education Kristi Ardiana menyatakan setiap orang seharusnya bisa berhati-hati dalam perkataan ketika berkomunikasi. Sehingga ada sebuah cara yang dibagikan Kristi agar kita bisa mengarahkan percakapan dengan lebih baik. Yuk ketahui tipsnya!
Gunakan Metode D-E-E-P
Kristi menyatakan metode D-E-E-P bisa menjadi filosofi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama ketika berkomunikasi di lingkungan profesional, begini penjabarannya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Distance (Jarak)
Percakapan yang panjang dan penuh dengan emosi bisa sangat melelahkan. Sehingga ketika fase itu datang kepadamu, lebih baik untuk mengambil jarak.
"Terkadang dalam pembicaraan atau diskusi bisa sangat-sangat intens karena setiap orang memiliki keinginan dan minatnya berbeda-beda. Akhirnya akan sulit berkompromi. Jadi, langkah ini menurut saya sangat penting," ujarnya dalam acara TEDx Sampoerna University "Status Quo" di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2024).
Dengan menciptakan jarak dan berhenti sejenak, percakapan akan bisa berkembang. Karena kamu akan belajar cara menghormati orang lain dengan adanya ruang di antara emosional. Ruang ini akan membuatmu melihat sesuatu secara mendalam.
"Jarak akan menetralisir perasaan negatif," tambanya.
2. Emphaty (Empati)
Langkah kedua adalah empati yang membuat kita bisa memahami dan mengetahui perasaan orang lain. "Jika kamu tidak berusaha memahaminya, kamu tidak akan pernah tau caranya berkomunikasi yang baik dan kamu tidak tahu bahwa suatu hal mungkin sangat penting bagi mereka pedulikan," tuturnya.
Ketika sudah bisa merasakan dan memahami empati, kita bisa sampai di titik menghormati suara lawan bicara kita. Sehingga, ketika sedang berdiskusi dengan orang lain apapun konteksnya, Kristi berpesan agar kita bisa mengemas kata-kata lebih baik dan memandang keseluruhan situasi.
3. Education (Pendidikan)
Pendidikan adalah hal yang tidak akan pernah mati, karena kita bisa mendapat pembelajaran dari manapun. Dengan selalu belajar, kita akan mendidik diri sendiri dengan hal-hal baru.
Apalagi Indonesia adalah negara yang sangat beragam. Sehingga kesalahpahaman bisa terjadi dimanapun. Mengetahui hal-hal baru, membuat diri akan terlatih menerima perbedaan dengan mudah.
"Saya percaya, pendidikan lebih dari sekedar pendidikan akademisi. Ini tentang membuka pikiran kita untuk mempelajari berbagai hal yang luas melalui pengalaman manusia," jelas Kristi.
4. Purpose (Tujuan)
Tujuan di sini berarti semuanya, kita perlu memahami mengapa percakapan ini bisa dimulai hingga hasil akhirnya. Karena Kristi meyakini setiap percakapan selalu memiliki tujuan masing-masing dan ini sangat penting.
"Ketika kita mengetahui tujuan percakapan, kita akan mencapai hasil yang lebih baik dengan kata-kata yang baik pula (lebih ramah). Proses komunikasi penting dilakukan dengan memilih bahasa yang tidak menyinggung terutama di suasana profesional," pungkas Kristi.
Saat ada ketidaksesuaian tujuan, jangan ragu untuk komunikasikan hal tersebut bukan memutus sebuah hubungan. Langkah ini akan membuat percakapan lebih produktif dan efektif serta bermanfaat.
"Dengan mengetahui bila akhir pembicaraan memiliki tujuan positif, kamu akan bisa memastikan bila kata-kata yang kamu sampaikan itu membangun. Bukan menghancurkan hubungan," pungkasnya.
(det/nwk)
