Kisah Anak Papua Menyemai Mimpi di Sekolah Asrama Taruna Papua

ADVERTISEMENT

Kisah Anak Papua Menyemai Mimpi di Sekolah Asrama Taruna Papua

Inkana Putri - detikEdu
Jumat, 23 Feb 2024 19:57 WIB
Freeport Indonesia
Foto: Dok. PTFI
Jakarta -

Siswa kelas 2 SMP Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) Laura Beanal (16) berdiri di halaman sekolah. Bersama siswa kelas 5 SD SATP, Dewi Erakipia (11), Laura menyambut kunjungan rombongan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ke sekolahnya pada awal Februari lalu.

Mereka bertutur dalam bahasa Inggris yang fasih dan lancar menjelaskan tentang SATP di hadapan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati beserta rombongan.

"Saya ingin menjadi pilot," ucap Laura dalam keterangannya, Jumat (23/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siswa yang menyukai pelajaran bahasa Indonesia dan matematika ini telah bersekolah di SATP sejak kelas 1 SD. Ibunya tinggal di Kampung Banti, Distrik Tembagapura dan merupakan warga asli Suku Amungme.

"Laura anak yang cerdas dan selalu semangat, dia salah satu pelajar berprestasi di SATP. Saat ini dia menjadi Ketua OSIS," kata Kepala Sekolah SATP Johana Tnunay.

ADVERTISEMENT

Johana mengatakan SATP mengembangkan Kurikulum Merdeka yang diturunkan dalam Kurikulum Berbasis Kehidupan Kontekstual Papua. Menurutnya, kurikulum berbasis pengalaman bersama pelajar akan membangun teori pengetahuan dan karakter sebagai pemimpin saintis dan entrepreneur.

"Di sekolah ini, 60 persen kegiatan anak-anak adalah praktek. Teori-teori abstrak kita bawa ke praktek. Misalnya ekologi, ekonomi, entrepreneur, teknologi informasi, dan bahasa," sambungnya.

Sementara Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon SATP Andreas Ndityomas menjelaskan selain pelajaran reguler, terdapat Program Adaptasi. Melalui program ini, pendidik akan mendalami dan meningkatkan kompetensi setiap siswa.

"Misalnya dalam proses pendalaman ternyata ada yang belum bisa menulis, membaca, maka nanti ada sesi khusus untuk membantu meningkatkan keterampilan tersebut. Lalu anak-anak juga diarahkan mengikuti ekskul sepakbola, marching band, menari, melukis, olah vokal, membuat film pendek, juga keterampilan membuat noken," jelas Andi.

Andi menambahkan, anak-anak di asrama juga mendapatkan pendidikan dan asupan gizi yang baik. Ada pula klinik kesehatan yang memantau kondisi kesehatan anak-anak.

"Kami ingin anak-anak sehat, aman, dan nyaman selama belajar di sekolah asrama. Terlebih mereka tinggal jauh dari orang tua," papar Andi.

Dalam kunjungannya, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Vivi Yulaswati turut berdialog dan melihat kegiatan di SATP. Ia pun mengungkapkan kekagumannya kepada proses pembelajaran anak-anak.

"Senang sekali berada di antara anak-anak di Sekolah Asrama Taruna Papua. Buat saya, ini pengalaman luar biasa menemukan sekolah yang lengkap dan juga membawa anak-anak dari berbagai tempat di Papua. Paling tidak, ada 7 suku di sini," ungkapnya.

Vivi berharap mereka terus semangat belajar di SATP dan melanjutkan sekolah hingga ke jenjang lebih tinggi.

"Nggak boleh putus sampai SMA, kalau bisa ke perguruan tinggi, untuk bersama-sama membangun Papua dan pastinya Indonesia yang maju," sambungnya.

Sementara Senior Vice President Community Development Nathan Kum mengatakan dalam menjalankan usaha pertambangan, PTFI turut memperhatikan pembangunan masyarakat Amungme, Kamoro, dan 5 suku kerabat, serta masyarakat Papua lainnya.

Selain bidang pendidikan, PTFI juga melakukan investasi sosial lainnya, mencakup bidang pemberdayaan masyarakat, sosial budaya, olahraga, infrastruktur, kesehatan, dan ekonomi.

"SATP adalah bagian dari investasi sosial yang telah menjadi komitmen PTFI kepada generasi muda Papua. Bagi kami, pendidikan yang berkualitas dan dan bermartabat bagi anak-anak Papua adalah prioritas," pungkas Nathan.

Seperti diketahui, SATP merupakan sekolah berbasis asrama milik Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amugme dan Kamoro (YPMAK) yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Lokon (YPL) Perwakilan Timika. YPMAK mengelola dana kemitraan dari PT Freeport Indonesia.

Institusi YPMAK didirikan dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan (Dani, Damal, Moni, Mee, dan Nduga) di Kabupaten Mimika. Khususnya mencakup bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.

Saat ini, terdapat 1.139 pelajar SD dan SMP, 78 guru, dan 77 pembina asrama. Anak-anak ini berasal dari sekitar kawasan tambang PTFI, terutama suku dari Amungme dan Kamoro, serta 5 suku kekerabatan lainnya.

Sejumlah prestasi telah diraih oleh SATP. Di tingkat Kabupaten Mimika, mereka meraih Juara 2 Olimpiade Sains Bidang Studi IPS tingkat SD, Juara I Porseni cabang olahraga Futsal untuk SD-SMP, Juara II Lomba Lari, dan Juara Favorit Lomba Film Pendek bertema Toleransi Umat Beragama.

Sedangkan di tingkat nasional, mereka meraih Juara Favorit Piala Menpora untuk Marching Band, Wushu di bandung, Juara Harapan I dan II Kejuaraan Wushu untuk kelas pemula tingkat nasional di Bandung.

(anl/ega)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads