Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy'ari banyak disorot pada Pemilu 2024. Paling disorot, saat Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memvonis Hasyim Asyari bersalah karena melanggar kode etik dalam menerima pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil Presiden 2024.
Hasyim Asy'ari sendiri, ditetapkan sebagai ketua KPU setelah tujuh anggota KPU RI sepakat memilih dirinya untuk menjadi Ketua KPU RI 2022-2027. Kemudian pada tahun ini, ia banyak disebut terkait dinamika Pemilu 2024.
Di balik jabatan ini, tokoh kelahiran Pati, Jawa Tengah, pada 3 Maret 1973 ini banyak menghabiskan masa kecilnya di Kudus, Jawa Tengah. Hasyim menjalani pendidikan dasar hingga menengah di Kudus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru selepas lulus SMA, ia menjalani pendidikan di Pondok Pesantren selama empat tahun. Berikut ini latar belakang pendidikan Ketua KPU, Hasyim Asy'ari, dikutip dari laman resmi KPU.
Latar Belakang Pendidikan Ketua KPU Hasyim Asy'ari
1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Panjunan, Kudus (1979-1985).
2. Madrasah Diniyyah As-Salam, Panjunan Wetan, Kudus (1979-1988)
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kudus (1985-1988)
5. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kudus, Jurusan Fisika (A1) (1988-1991)
6. Pondok Pesantren Al-Hidayah, Karangsuci, Purwokerto (1991-1995)
7. Sarjana Hukum (SH), Jurusan Hukum Tata Negara (HTN), spesialisasi Kajian Hukum dan Politik, Fakultas Hukum, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Purwokerto
8. Magister Sains (MSi) dalam bidang Ilmu Politik, Program Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta
9. PhD (Doctor of Philosophy) dalam bidang Sosiologi Politik, Department of Anthropology and Sociology, Faculty of Arts and Social Sciences, University of Malaya,
Kuala Lumpur, Malaysia.
Aktif Organisasi Saat Mahasiswa hingga Jadi Dosen
Melansir detikNews, diketahui bahwa Hasyim Asy'ari muda saat menjadi mahasiswa tergolong sebagai aktivis. Bahkan ia menjadi salah satu aktivis kampus menentang Orde Baru.
Saat menjadi mahasiswa itu, Hasyim sudah kerap turun ke jalan, menjadi orator dan memimpin aksi. Salah satunya menentang kebijakan Presiden Soeharto yang melegalkan judi lotre lewat Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB).
Massa yang terkumpul kala itu mencapai lebih dari 3 ribu orang. Sebuah massa yang sangat besar di sebuah kota kecil Purwokerto di era rezim Soeharto.
Meski aktif sebagai aktivis, ia tetap tidak melupakan studinya. Hasyim tercatat menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Utama I Unsoed serta berkesempatan menghadiri upacara HUT RI ke-50 di Istana Merdeka pada 1995.
Setelah lulus S1 dan S2 di Indonesia, ia kemudian lanjut studi S3 di luar negeri, tepatnya di Malaysia. Kemudian setelah lulus, pada 1998, Hasyim mulai mengawali menjadi dosen di FH Undip.
Pada 2003, ia mulai menjadi anggota KPU Jateng hingga 2008. Kemudian pada 2016, ia resmi menjadi anggota KPU RI.
Dikenal sebagai Santri
Dengan latar belakang pendidikan di pesantren, Hasyim juga dikenal sebagai santri. Dia juga dalam organisasi seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), anggota Lajnah Bahtsul Masa'il Diniyyah, Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Semarang (2000-2003) hingga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah (2010-2014).
Ketua KPU periode 2022-2027 ini juga menjadi anggota Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (HTN-HAN), sejak 1998 hingga sekarang.
(faz/nwk)