Berprestasi di Tanah Rantau, Siswa Asal Papua Aktif Berperan untuk Kampung Halaman

ADVERTISEMENT

Berprestasi di Tanah Rantau, Siswa Asal Papua Aktif Berperan untuk Kampung Halaman

Fahri Zulfikar - detikEdu
Sabtu, 23 Des 2023 17:00 WIB
Yulion Mirin asal Papua yang berprestasi
Foto: Doc. Puslapdik Kemdikbud
Jakarta -

Berasal dari pedalaman di Kabupaten Pegunungan Bintang di Papua membuat Yulion Mirin termotivasi untuk menjalani pendidikan di luar kota. Baginya, pergi ke luar dari kampung halaman bisa memperluas pandangan tentang kehidupan.

"Saya waktu itu berpikir, kalau saya masih tetap di kampung, bagaimana masa depan saya, saya ingin hidup lebih baik," ujar Yulion dalam situs Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), dikutip Jumat (22/12/2023).

Atas izin orang tuanya, Yulion pun akhirnya mulai merantau selepas lulus SD tahun 2018. Ia melanjutkan SMP ke Kabupaten Keerom di Provinsi Papua, sekitar satu jam perjalanan dari Jayapura, ibukota Provinsi Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sana, Yulion tinggal dengan nenek angkatnya dan bersekolah di SMPN 2 Distrik Arso, Keerom. Sejak SMP, ia mengaku sudah mulai bekerja dan mendapatkan upah hingga Rp 2 juta. Itu ia lakukan ketika libur sekolah.

"Meski masih SMP kelas 1, waktu itu badan saya sudah bongsor, jadi ada teman saya mengajak untuk bantu-bantu di proyek bangunan, jadi pengaduk semen. Uang itu langsung saya bayarkan untuk SPP sampai kelas 3 SMP," ungkap Yulion.

ADVERTISEMENT


Semangat Belajar hingga Mendapatkan Bantuan ADEM

Tekadnya untuk terus belajar semakin tinggi. Sampai akhirnya pandemi COVID-19 datang dan pembelajaran serba daring, Yulion menyadari bahwa keterbatasan di Papua terutama tentang literasi, sangatlah terlihat.

"Dari berbagai webinar itu, saya menyadari, di Papua itu literasi dan pendidikan belum maju, padahal semangat belajar anak-anak Papua itu tinggi. Namun fasilitas belajar yang dibutuhkan sangat minim," ujarnya.

Sejak itu, ia semakin bertekad untuk belajar agar bisa berkontribusi untuk kampung halamannya. Selepas SMP, ia pun akhirnya menjalani pendidikan di luar pulau yakni di SMAN 1 Melaya, Jembrana, Bali.

Yulion menjadi salah satu siswa peserta Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) tahun 2021, yakni program Kemendikbudristek yang dikelola Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik).

Berprestasi di Bidang Literasi hingga ke Level Internasional

Tidak hanya lolos seleksi ADEM, Yulion juga berhasil menorehkan berbagai prestasi membanggakan. Ia dinobatkan sebagai Duta Penggerak Literasi Provinsi Papua Tahun 2023 karena kegiatannya dalam meningkatkan minat baca dan belajar siswa-siswa di pedalaman Papua sejak Tahun 2021.

Pada tahun yang sama,Yulion juga diberi penghargaan sebagai Duta Inisiatif Provinsi Papua karena kepeduliannya pada lingkungan. Saat ini,Yulion sedang mencoba membuat eco bricks, yakni memanfaatkan aneka botol plastik sebagai media tanam.

Selain itu, ia juga mengikuti berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional yang beberapa di antaranya meraih medali.

Beberapa kegiatan dan penghargaan itu antara lain sebagai peserta Global Youth Conference (GYC) pada tahun 2021 dan kemudian Tahun 2022 menjadi panitia pada konferensi internasional GYC. Pada GYC itu, Yulion menunjukkan ketertarikannya dalam isu-isu global.

Prestasi lainnya antara lain:

- Meraih medali emas dalam Olimpiade Wawasan Inovasi Nusantara tahun 2021

- Juara 2 Umum Nasional dalam Olimpiade Cenderawasih Kewarganegaraan Indonesia (OCKI)

- Terpilih sebagai finalis Duta Siswa Provinsi Papua yang menunjukkan kemampuannya dalam berbicara dan kepemimpinan

- Juara 1 Umum Nasional dalam Olimpiade Kewarganegaraan Indonesia (OKI) tahun 2022

- Meraih medali perak dalam Olimpiade Literasi dan Numerasi Indonesia pada tahun 2022

- Tahun 2023, Yulion terpilih sebagai Pemuda Parlemen Indonesia Provinsi Papua Pegunungan.

- Dinobatkan sebagai Duta Penggerak Literasi Indonesia Papua dan lantas menjadi Duta Inisiatif Indonesia Papua Pegunungan karena komitmennya pada lingkungan di Papua.

Salurkan Alat Tulis ke Kampung Halamannya

Menariknya, saat usianya masih 16 tahun, tepatnya pada 2021 lalu, Yulion berhasil menginisiasi sebuah program bertajuk "ALAT TULIS UNTUK KAWAN DI PEDALAMAN PAPUA".

Yulion mengajak teman-temannya sesama siswa ADEM dan sukarelawan lainnya untuk mewujudkan gagasan itu.

Yulion pun memanfaatkan sebagian uang yang diterimanya sebagai peserta ADEM yang sebesar Rp 2 juta per bulan untuk memberikan dukungan dan akses ke alat tulis sekolah yang dibutuhkan oleh anak-anak di pedalaman Papua agar semangat mereka dalam belajar dapat terus berkembang.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads