Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) atau kegiatan magang Kampus Merdeka yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2020 lalu telah memfasilitasi hampir satu juta mahasiswa untuk mengeksplorasi minat dan aspirasi mereka melalui pembelajaran di luar kampus, serta memberikan dampak positif dalam berbagai aspek.
Berdasarkan Studi Dampak Kompetensi yang dilakukan terhadap mahasiswa, menunjukkan mahasiswa yang telah mengikuti proses pembelajaran di luar kampus memiliki waktu tunggu kerja tiga bulan lebih singkat, dengan rata-rata gaji 2,2 kali lebih besar dari rata-rata nasional.
"Pengalaman ini menghasilkan dampak ekonomi yang riil. Karena itu orang tua mendorong anak mereka mengikuti MBKM agar mereka mendapat kesempatan yang lebih baik," kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam keterangan tertulis, Jumat (22/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nadiem, Indonesia perlu bergerak lebih cepat untuk menjadi kekuatan besar dunia dengan adanya bonus demografi. Nadiem menjelaskan dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 213 juta orang di tahun 2045, Indonesia diharapkan dapat segera keluar dari middle income trap, dan bahkan menjadi kekuatan dunia dengan proyeksi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.
Terkait hal tersebut, kata Nadiem, transformasi telah dilakukan pada pendidikan tinggi dan vokasi dengan menyasar tiga hal, yaitu mengubah pendidikan yang sebelumnya kaku dan sulit bergerak menjadi lebih terbuka terhadap inovasi, mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah, serta membangun pendidikan juga menjadi lebih inklusif, aman, dan memberdayakan.
"Pendidikan tinggi dan vokasi itu punya dampak tercepat dalam membangun SDM, karena anak-anak yang keluar dari perguruan tinggi dan sekolah vokasi langsung terjun ke dalam lapangan kerja, dan dampak itu langsung dirasakan untuk memperbesar ekonomi Indonesia," jelasnya.
Nadiem kemudian menerangkan program-program Kampus Merdeka yang menjadi salah satu perwujudan dari pembelajaran yang terintegrasi, telah diikuti oleh lebih dari 900 ribu mahasiswa dan lebih dari 14 ribu praktisi.
Selain itu, platform Kampus Merdeka yang dikembangkan Kemendikbudristek juga telah menjadi sarana yang mempertemukan perguruan tinggi, mahasiswa, dan industri. Saat ini, lebih dari seribu perguruan tinggi, sekitar 1,2 juta mahasiswa, dan 5.200 mitra industri telah bergabung ke dalam platform Kampus Merdeka.
Lebih lanjut, Nadiem mengungkapkan dampak positif MBKM sudah terlihat dan diakui dunia. Ia memaparkan salah satu buktinya terlihat dari peringkat Indonesia di Global Talent Competitiveness Index yang naik 14 peringkat dari posisi 89 di tahun 2013-2018 dan menjadi posisi 75 di tahun 2019-2023.
"Indonesia adalah negara kedua yang peringkatnya melompat paling tinggi. Ini sungguh pencapaian yang luar biasa," ungkapnya.
Terakhir, Nadiem pun menegaskan komitmen Kemendikbudristek untuk membuka kesempatan bagi lebih banyak mahasiswa mengikuti program-program Kampus Merdeka di tahun mendatang. Kuota mahasiswa peserta program pun akan ditingkatkan dari 421 ribu peserta di tahun 2023 menjadi 675 peserta di tahun 2024.
"Ke depannya kami akan membuka kesempatan lebih besar lagi untuk seluruh pihak mengikuti program ini. Mari kita lanjutkan momentum transformasi Merdeka Belajar untuk generasi berikutnya," pungkasnya.
Respons Positif Para Mitra
Adapun testimoni positif tentang program-program Kampus Merdeka datang dari berbagai perusahaan mitra yang terintegrasi. Misalnya, Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dianggap telah membantu perusahaan untuk memperoleh talenta berkualitas yang mampu berkontribusi terhadap pengembangan bisnis, sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan.
"Ini adalah suatu terobosan yang luar biasa. Bagi kami di Blibli program magang ini adalah seperti jawaban atas doa kami setelah sekian lama," kata Group Head Human Capital Blibli Sandra Kumalasari.
Melalui Program MSIB, perusahaan juga dapat menemukan talenta-talenta potensial yang nantinya dapat direkrut sebagai karyawan tetap. Mahasiswa dengan berbagai potensi dan kreativitas yang dimiliki juga dianggap mampu menghadirkan banyak ide segar, yang mendorong inovasi dalam berbagai area kerja perusahaan.
Selain Blibli, mitra lain seperti Telkomsel juga mengungkapkan hal yang senada terkait Program MSIB. General Manager Outsourcing and Internship Management Didin Miftahudin mengatakan peserta magang banyak dilibatkan dalam pengembangan produk dan layanan bagi pelanggan, mulai dari aplikasi yang diperuntukkan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga dashboard pemantauan performa kampanye business-to-business.
"Kalau disebutkan satu per satu terlalu banyak. Salah satu proyek yang dikerjakan adalah revamp tampilan salah satu aplikasi yang dulu bisa dikatakan masih old school. Ini mendapat apresiasi dari user dan juga dari pelanggan," ungkap Didin.
(prf/ega)