Universitas Indonesia (UI) bersama PT Petrosea Tbk sukses melakukan konversi bus diesel konvensional menjadi bus listrik atau Electric Vehicle (EV). Proyek ini dilaksanakan oleh Unit Kerja Khusus Pengabdian Pada Masyarakat Departemen Teknik Mesin FTUI dan Research Center for Advanced Vehicle (UKK P2M RCAVe) UI.
Proses konversi bus diesel AKAP sudah dimulai sejak tahun 2022. Sebelum diluncurkan secara resmi pada akhir November lalu, bus telah melewati uji coba intensif selama 6.000 jam perjalanan mengelilingi area UI.
"Kolaborasi FTUI dengan industri, dalam hal ini PT Petrosea Tbk, merupakan kesempatan yang baik bagi kami untuk menunjukan komitmen dalam mendorong penurunan emisi dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan, seperti Bus Listrik. Pada Bus EV konversi ini, kami juga berhasil memasang sistem kontrol produksi anak bangsa yang pertama di Indonesia," ujar Prof. Heri Hermansyah, Dekan Fakultas Teknik UI dalam keterangan resminya, Sabtu (16/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konversi kendaraan listrik ini merupakan inovasi reverse engineering yang dilakukan dengan mengganti mesin berbahan bakar minyak (BBM) dengan motor listrik. Tim RCAVe UI berhasil mengintegrasikan sistem penggerak listrik dengan memperhatikan kekuatan konstruksi dan pusat massa kendaraan.
Dr-Ing. Mohammad Adhitya, Vehicle Development Expert FTUI, memaparkan penyempurnaan dilakukan dalam beberapa hal, seperti tata letak komponen baru, integrasi sistem penggerak listrik dengan sistem kendali bus, serta teknik menjaga agar penyaluran daya mesin menjadikan pengereman dan kemampuan berbelok optimal.
"Selain itu juga, bagaimana mengonversi bus agar tetap sesuai dengan daya dukung jalan yang ada di Indonesia menjadi final ingredient dari produk akhirnya," jelasnya.
Tanpa Libatkan Tenaga Asing
Sistem kontrol pada Bus EV UI ini merupakan hasil inovasi dari Dr. Abdul Muis, Control Expert dari Teknik Elektro FTUI. Meskipun konversi kendaraan konvensional menjadi listrik sudah dimulai, integrasi penuh perangkat EV masih menghadapi tantangan.
Bus listrik Petrosea-UI telah mengimplementasikan perangkat EV terintegrasi dengan protokol komunikasi CAN SAE-J1939, protokol standar untuk kendaraan berat bertenaga listrik.
Di Indonesia, sebagian besar bus listrik masih bergantung pada integrator dari luar negeri. Namun, tim UI berhasil melakukan integrasi mandiri pada Bus Listrik Petrosea-UI tanpa bergantung pada tenaga ahli asing.
(nir/pal)