Perkenalkan Kresna, Penyandang Buta Warna Parsial Pertama yang Jadi Pelukis

ADVERTISEMENT

Perkenalkan Kresna, Penyandang Buta Warna Parsial Pertama yang Jadi Pelukis

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 15 Des 2023 20:30 WIB
Muhammad Kresna Dutayana, mahasiswa UM yang raih MURI sebagai penyandang buta warna parsial pertama yang jadi pelukis
Muhammad Kresna Dutayana, mahasiswa UM yang raih MURI sebagai penyandang buta warna parsial pertama yang jadi pelukis. Foto: dok. Universitas Negeri Malang
Jakarta -

Perkenalkan ini Muhammad Kresna Dutayana, mahasiswa program studi S1 Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Malang (UM). Baru-baru ini, Kresna panggilan akrabnya meraih penghargaan MURI atas rekor Penyandang Buta Warna Parsial Pertama yang menjadi Pelukis di Indonesia loh detikers!

Diketahui, penghargaan tersebut diperolehnya pada Selasa (5/12/2023) lalu di Jakarta. Dalam ceritanya, Kresna menyampaikan perasaan senang atas pencapaian tersebut.

Ia menjelaskan telah menekuni hobi melukis sejak kecil. Meski dengan keterbatasan, Kresna membuktikan bila potensi yang dimilikinya layak untuk diakui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah menekuni hobi melukis sejak kecil sehingga saya bisa menyalurkan aspirasi saya untuk bisa menjadi pelukis yang baik. Saat ini saya menunjukkan bahwa saya layak berada di seni lukis dan menjadi seorang pelukis," ucap Kresna dikutip dari rilis di laman resmi UM, Jumat (15/12/2023).

Awal Mula Tekuni Dunia Lukis

Lebih lanjut, Kresna menceritakan perjalanannya dalam mengembangkan bakat seni lukisnya. Sejak sekolah dasar, ia sudah mengikuti berbagai perlombaan menggambar dan mewarnai.

ADVERTISEMENT

Pada momen tersebut, ia sudah menyadari bila sosoknya istimewa. Buta warna parsial merupakan kondisi seseorang yang tidak dapat membedakan warna tertentu.

Dalam kasus Kresna, ia sulit dalam membandingkan warna merah dan coklat. Akhirnya, ia mencoba eksperimen perbandingan warna hingga bisa meraih juara 1 melukis tingkat kecamatan.

"Kendala tersebut saya atasi dengan mencoretkan warna merah dan coklat di atas kertas putih dan membandingkannya hingga saya dapat membedakannya. Selain itu, saya sangat terbantu dengan tulisan jenis warna yang tercantum di dalam krayon maupun cat air sehingga saya dapat mengenali warnanya," jelas Kresna.

Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Kresna sudah dapat melukis dengan lebih baik. Ia juga menunjukkan hasil karyanya di lingkungan sekolah SMA-nya.

Sejak masa inilah, Kresna semakin menekuni dunia lukis dengan mencoba berbagai teknik. Seperti menggunakan cat air, cat akrilik, ataupun cat minyak.

Hasil karya lukisan pertama ketika di bangku SMA itulah yang dikirimkan Kresna ke museum rekor MURI. Ia juga mengirim lukisan kedua berupa lukisan ikan yang dihasilkan ketika lulus SMA.

Kendala yang dimilikinya, tak menyurutkan ketekunan Kresna dalam mendalami dunia seni. Ia terus fokus dalam berkarya sehingga karyanya dapat diterima masyarakat luas.

Ia juga memiliki keinginan kuat untuk membuktikan bila penyandang buta warna parsial juga istimewa dan bisa disandingkan setara dengan pelukis pada normalnya. Buktinya, ia bisa menciptakan karya seni rupa-seni lukis yang diakui oleh MURI.

"Walaupun kurang dapat dalam membedakan warna dengan baik, bukan berarti tidak bisa melihat warna total. Dengan menjadi pelukis buta warna parsial saya membuktikan bahwa adanya warna-warna yang bisa dibedakan antara satu sama lain dan tidak ada warna yang tidak bisa dilihat sehingga hal ini menunjukkan bahwasannya saya pelukis yang setara dengan pelukis yang tidak buta warna parsial," jelas Kresna.

Ingin Buka Galeri

Keberhasilan ini tentu saja terus memacu semangat Kresna untuk mengembangkan bakatnya. Di masa depan, ia ingin membuka galeri pameran seni rupa dan mempelajari bisnis di dunia seni yang dikhususkan untuk pelukis buta warna parsial.

Dalam waktu dekat, ia juga ingin menjadi guru dengan menempuh pendidikan profesi guru (PPG).

Terakhir, Kresna berpesan kepada mereka yang memiliki keterbatasan sepertinya untuk tetap semangat. Jangan ragu untuk terus menekuni hobi atau mengejar cita-cita yang diinginkan.

"Selagi kita bisa berusaha maka kita akan bisa mencapai tujuan yang kita inginkan. Bagi kalian yang mempunyai fisik bukan berarti kalian tidak bisa berkarya. Banyak di antara kalian yang sebenarnya mempunyai karya-karya hebat yang dimana itu berasal dari kekurangan mereka," pungkas Kresna.




(det/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads