Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media kembali menyelenggarakan Layar Indonesiana. Kompetisi tersebut menghasilkan 10 film pendek yang tampil dalam Jogja Netpac Film Festival ke-18 (JAFF).
Layar Indonesiana merupakan sebuah kompetisi proposal ide cerita film dengan tema Dinamika Kebudayaan. Sebanyak 10 proyek film terpilih mendapatkan pendukungan dana produksi, short course bersama dengan New York Film Academy, lokakarya perfilman, dan sesi mentoring dari filmmaker profesional.
"Tahun ini Kemendikbudristek kembali menyelenggarakan Layar Indonesiana sebagai bukti komitmen untuk terus mendorong tumbuhnya bakat-bakat baru perfilman Indonesia dari berbagai daerah, dan menumbuhkan karya-karya baru film pendek yang mengangkat narasi lokal dalam rangka pemajuan kebudayaan dan penguatan ekosistem perfilman nasional," ungkap Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra dalam keterangan resminya, Kamis (30/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah peserta Layar Indonesiana tahun ini mencapai 675 dari seluruh Indonesia. Proses seleksi dan penjurian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2023 lalu, oleh tim kurator yang terdiri dari profesional di bidang perfilman, yaitu Ifa Isfansyah (Produser/Sutradara), Rahabi Mandra (Sutradara/Penulis Naskah), Rina Damayanti (Produser/Director Film Festival), Yulia Evina Bhara (Produser).
Setelah proses seleksi selesai, proyek film yang terpilih mendapat kesempatan mengembangkan skenario melalui online short course bersama penulis skenario international dari New York Film Academy dan juga lokakarya Movie Lab bersama mentor filmmaker, yaitu Wregas Bhanutedja (Sutradara), Irfan Ramli (Penulis Skenario), Makbul Mubarak (Sutradara), dan Perdana Kertawiyudha (Penulis Skenario).
10 Proyek Film Pendek Terpilih Layar Indonesiana 2023
Dari ratusan pendaftar, terpilih 10 proyek film pendek Layar Indonesiana 2023 sebagai berikut:
1. "Black Passenger" karya Nomad Film dari Sorong, Papua Barat
2. "Kudapan Rindu Rasa" karya Lokapurva Filmss dari Pontianak, Kalimantan Barat
3. "Kelompok Penerbang Roh" karya Hail The Cube dari Wonosari, Yogyakarta
4. "Laut Masih Memakan Daratan" dari Sleman, DI Yogyakarta
5. "Malam Terasa Main-Main" karya Wibawa Pictures dari Jakarta Selatan, DKI Jakarta
6. "Pamit Ronda" karya Artikulasi Performatif dari Bantul, DI Yogyakarta
7. "Pau Lipu" karya Sinekoci dari Palu, Sulawesi Tengah
8. "Pencatat Rindu Yang Datang di Tengah Malam" karya People Film dari Sidoarjo, Jawa Timur
9. "Spektakel" karya Carnival Films dari DKI Jakarta
10. "Yongky's First Heartbeats" dari Jakarta Utara, DKI Jakarta
Direktur JAFF sekaligus tim kurator, Ifa Isfansyah mengatakan bahwa mengatakan Layar Indonesiana merupakan wadah penguatan keterampilan dan menambah pengetahuan produksi film bagi filmmaker muda dari berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan jika Layar Indonesia menjadi program untuk pencarian bakat-bakat baru perfilman Indonesia.
"JAFF senang sekali menjadi festival yang mempresentasikan karya-karya mereka." ungkapnya.
Seiring dengan Ifa, Rina Damayanti yang juga merupakan tim kurator berharap JAFF menjadi pembuka jalan bagi film-film terpilih Layar Indonesiana untuk menembus festival film nasional dan internasional.
"Sehingga dapat melahirkan sineas baru yang terlihat di dunia internasional melalui film-film yang membawa pesan dinamika kebudayaan Indonesia," pungkasnya.
(nir/pal)