Suara Pemuda Ciamis di PBB: Transformasi Pendidikan Tak Sekadar Ubah Sistem

ADVERTISEMENT

Suara Pemuda Ciamis di PBB: Transformasi Pendidikan Tak Sekadar Ubah Sistem

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 21 Sep 2023 10:00 WIB
Deris Nagara
Foto: Dok. pribadi/Deris Nagara
Jakarta -

Transformasi pendidikan tidak dapat sekadar dilakukan melalui mengubah sistemnya dan meningkatkan kualitas dari pendidikan tersebut. Ada banyak upaya yang perlu digerakkan lebih dari itu.

Hal tersebut dilontarkan oleh mahasiswa asal Ciamis di Columbia University, Deris Nagara dalam forum Side Event of the United Nations SDG Action Weekend sesi Skilling, Reskilling, and Upskilling for a Resilient Workforce di Conference Room 6, Markas Besar PBB, Kota New York, Amerika Serikat (17/9/2023) lalu. Diskusi ini turut dihadiri oleh Yenny Wahid hingga Direktur ai UNESCO Institute for Lifelong learning, Borhene Chakroun.

Pada forum berformat diskusi tersebut, Deris mengajukan sejumlah pertanyaan kepada para panelis pemangku kepentingan perihal pendidikan masyarakat berprivilese rendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana kita memastikan bahwa masyarakat dengan privilese yang rendah mampu menyuarakan hak mereka dan bersuara di lingkup yang lebih besar serta mendapat akses pendidikan," kata dia dalam forum tersebut, dikutip melalui keterangannya kepada detikEdu, ditulis Rabu (20/9/2023).

"Padahal, masih ada ribuan anak-anak yang tidak beruntung untuk mengakses pendidikan, bahkan untuk sekadar lulus sekolah dasar," lanjut penerima beasiswa LPDP itu.

ADVERTISEMENT

Banyak 'To Do List' dalam Transformasi Pendidikan

Ketua BEM School of International and Public Affairs (SIPA) Columbia University ini menyatakan, melakukan transformasi pendidikan tidak dapat sekadar mengubah sistemnya serta meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.

"Lebih dari itu, perlu mengubah sistemnya secara menyeluruh, aksesibilitasnya, kesejahteraannya, keadilan dan kesetaraannya, memastikan kesejahteraan setiap pendidik dan guru, mentransformasi pola pikir anak-anak kita, penilaian pembelajaran dan kurikulum, pembelajaran sepanjang hayat, peran berbagai pihak, literasi digital, kepedulian terhadap kesejahteraan, dan tentu saja infrastruktur, keunggulan kompetitif lokal, dan pembangunan manusia termasuk peningkatan upskilling, reskilling, dan skilling," papar Deris.

"Terlebih, pendidikan menjadi aspek penting dalam pembangunan dan pertumbuhan sosial-ekonomi," tegasnya.

Respons Wakil Presiden Microsoft Philantropies

Melalui forum tersebut Deris pun sebelumnya menanyakan beberapa hal kepada para panelis terkait bagaimana para generasi sebelumnya untuk bisa mempercayai para generasi muda dalam transformasi pendidikan. Salah satu panelis yang hadir, Corporate Vice President Microsoft Philantropies, Kate Behnken merespons pernyataan Deris.

"Merujuk pada salah satu poin yang tadi Anda sebut, suara generasi muda dalam pembahasan ini memang sangat sangat penting," ungkap Behnken menanggapi, seperti dilihat dalam arsip video acara.

"Lewat kerja sama kami dengan UNICEF melalui Generation Unlimited, mereka (Generation Unlimited) berpadu untuk mengusahakan agar anak muda dapat duduk dalam organisasi dan memimpin serta menciptakan ruang untuk anak muda, sehingga kami dapat berdiskusi bersama," jelasnya.

"Aku sangat setuju (dengan pernyataanmu)," pungkas Behncken.

Forum ini diselenggarakan dengan kerja sama sejumlah negara, di antaranya pihak Indonesia dengan Prakerja sebagai host, negara Laos, dan negara Filipina. Selain itu, turut serta pula UNESCO Institute for Lifelong Learning (UIL) dan Asia South Pacific Association for Basic and Adult Education.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads